Bagikan:

YOGYAKARTA – Indonesia pernah menyaksikan kebangkrutan sejumlah perusahaan besar yang pernah berjaya di masanya. Perusahaan besar yang bangkrut di Indonesia ini menunjukkan bahwa tidak ada bisnis yang sepenuhnya aman dari risiko. Banyak faktor yang menyebabkan kebangkrutan, mulai dari salah pengelolaan, persaingan, hingga perubahan ekonomi yang drastis.

Berikut ini beberapa contoh perusahaan besar yang mengalami kebangkrutan dan penyebab di baliknya.

Perusahaan Besar yang Bangkrut di Indonesia

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini adalah beberapa perusahaan besar yang mengalami kebangkrutan di Indonesia:

  1. Nyonya Meneer

Nyonya Meneer merupakan perusahaan obat herbal yang memproduksi jamu tradisional. PT Nyonya Meneer mengalami kemajuan pesat pada 1990-an. Kala itu, produk mereka dijual hingga ke pasar internasional, seperti Asia seperti Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, dan China. Tak hanya itu, produk jamu Nyonya Meneer juga masuk ke pasar Eropa dan Amerika Serikat.

Meski bisnisnya sudah go internasional, Pada 2017 lalu PT Nyonya Meneer dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang.

Ada beberapa faktor yang membuat bisnis Nyonya Meneer goyah, mulai dari perselisihan internal keluarga penerus, beban utang yang sangat besar, hingga kurangnya inovasi dalam produk-produknya.

  1. Kodak

Kodak merupakan produsen kamera yang terkenal di dunia dan termasuk salah satu perintis di industri fotografi.

Pendiri Kodak, George Eastman menemukan kamera modern pada 1888 silam, yang kemudian menjadi tonggak sejarah dunia fotografi modern.

Pernah Berjaya di industri fotografi, nama besar Kodak harus sirna setelah dinyatakan bangkrut pada 2013 silam. Perusahaan ini tidak mampu bersaing dengan para kompetitor yang menawarkan produk digital di tengah kemajuan teknologi yang sangat pesat. Selain itu, Kodak juga meremehkan inovasi sehingga bisnisnya tidak bisa meraih cuan.

  1. 7-Eleven

7-Evelen merupakan jaringan ritel 24 jam yang berbasis di Dallas, Texas, Amerika Serikat.

Pada 2009, 7-Eleven (Sevel) melalui PT MSI mengembangkan jaringan bisbis di bidang convenience store di Jakarta. Sevel begitu terkenal di era 2010-an lantaran menyajikan berbagai makanan dan minuman. Akan tetapi, bisnis ini tidak bertahan lama di Tanah Air.

Pada 2017 silam, Sevel resmi dinyatakan pailit. Unit usaha PT Modern Internasional Tbk itu menutup seluruh gerai di Indonesia lantaran tidak sanggup menutupi biaya operasional yang begitu tinggi.

  1. PT Sariwangi Agricultural Estate Agency

PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) adalah perusahaan yang bergerak di bidang trading komoditas teh, yang kemudian menjelma menjadi produsen teh.

Pada 2018 silam, perusahaan yang terkenal dengan produk teh celupnya ini dinyatakan bangkrut lantaran tidak mampu membayar cicilan kredit utang ke Bank ICBC Indonesia.

Saat itu, totoal utang SAEA ke Bank ICBC mencapai 20,5 juta dolar AS atau sekitar Rp316 miliar.

Selain itu, perusahaan ini juga gagal dalam meningkatkan produksi perkebunan. PT Sariwangi mengembangkan sistem drainase atau teknologi penyiraman air dan telah menginvestasikan dana yang besar, namun hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi.

Demikian informasi tentang perusahaan besar yang bangkrut di Indonesia. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.