5 Hal yang Selalu Diingat Anak-Anak dari Orang Tuanya
YOGYAKARTA – Pola asuh orang tua membentuk sikap dan perilaku anak-anak tatkala telah dewasa. Sebaliknya, ada hal-hal yang tak dilupakan oleh anak-anak dari orang tuanya. Seperti cara memperlakukan sehari-hari hingga keteladanan yang dicontohkan oleh orang terdekatnya, ayah dan ibunya.
Jika membayangkan orang tua yang sempurna, tentu akan sulit. Meski setiap orang tua mengingini tugasnya sempurna dalam mendidik buah hati. Tetapi bukankah setiap orang harus menempuh proses belajar dan tak luput dari salah sehingga harus diterima dengan kebesaran hati. Inilah daftar sikap dan hal yang tak dilupakan anak-anak dari orang tuanya.
1. Cara mengekspresikan cinta kasih
Perasaan positif dan negatif adalah bagian dari setiap hubungan orang tua-anak. Perhatian, perlindungan, kemarahan, kebaikan hati, kasih sayang, dan rasa percaya merupakan sebagian tindakan orang tua untuk mencurahkan kasihnya.
Ini hal yang tidak hanya diingat oleh anak-anak, tetapi juga memengaruhi aspek emosional, psikologis, dan sosial ketika mereka dewasa nanti. Hal tersebut dibuktikan sebuah studi di Harvard, dilansir Family Today, Selasa, 29 Maret, menemukan hubungan yang hangat antara orang tua-anak akan berkembang.
2. Cara Anda mendisiplinkan
Sama seperi kita mengingat bagaimana orang tua kita mengajarkan kedisiplinan. Jika Anda merasa frustasi karena buah hati sulit membiasakan untuk disiplin, mungkin sama seperti yang dialami oleh orang tua Anda dahulu. Kita juga bisa belajar dari masa kecil, bahwa membentak dan memukul tidak membuat anak-anak bisa lebih disiplin. Justru mereka bisa semakin melawan dengan agresi.
Nah, mendisiplinkan anak-anak bisa dengan teknik disiplin positif. Yaitu strategi untuk mengejarkan mereka mengelola perilaku, menjaga dari bahaya, dan mempromosikan perkembangan yang sehat. Misalnya dengan cara memberikan contoh, menyepakati aturan secara konsisten, dan bersepakat dengan konsekuensinya.
3. Anak-anak mengingat waktu bersama keluarga
Menghabiskan waktu bersama merupakan momen bernilai bagi anak-anak. Waktu tersebut tidak hanya membangun hubungan keluarga menjadi lebih kuat, tetapi juga memengaruhi keterampilan sosial dan emosional yang sehat. Tidak perlu perencanaan yang ribet untuk menikmati kebersamaan dalam keluarga, cukup dengan makan bersama.
Baca juga:
4. Keteladanan yang Anda berikan
Peneliti Brené Brown menuliskan bahwa siapa kita dan bagaimana kita terlibat dengan dunia adalah predictor yang jauh lebih kuat tentang bagaimana anak-anak kita akan lakukan. Ini terbangun dari cara Anda mengasuh, memberikan teladan, dan menjawab pertanyaan-pertanyan mereka. Secara enggak langsung, cara tersebut menurunkan nilai-nilai yang dipegang anak-anak. Seperti tentang bagaimana menjadi baik, bertanggung jawab, setia, berempati, dan sabar.
5. Kebiasaan keluarga
Kebiasaan atau tradisi keluarga ‘dipahami’ anak-anak sebagai identitas. Selain menciptakan kenangan abadi, tradisi keluarga juga memperkuat ikatan kekeluargaan. Seorang terapis pernikahan dan keluarga, Bryan Zitsman menyarankan untuk orang tua menjaga tradisi serderhana tetapi fokus pada penguatan cinta dan kebersamaan.
Kelima hal di atas merupakan momen yang tak terlupakan bagi anak-anak. Selain menjadi kenangan manis bagi mereka, secara tak langsung membentuk karakter mereka ketika dewasa nanti.