JAKARTA - Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stres. Tapi saat anak remaja Anda tampak berjuang mengatasi rasa cemasnya, bisa jadi ini merupakan tanda ia mengalami gangguan kecemasan.
Menurut National Institute of Mental Health, melansir Psycom, Sabtu 26 Maret, sekitar 25 persen anak usia 13 hingga 18 tahun memiliki gangguan kecemasan dan hanya di bawah 6 persen yang memiliki gangguan kecemasan yang tidak terkontrol.
Mengingat bahwa remaja mengalami berbagai macam perubahan fisik dan emosional saat mereka tumbuh, gangguan kecemasan bisa sulit dikenali. Untuk itu, bagi orang tua coba perhatikan tanda-tanda kecemasan tersembunyi ini pada anak remaja Anda;
Perubahan emosional
Sementara beberapa remaja yang cemas mengungkapkan perasaan khawatir yang meluas, yang lain mengalami perubahan emosional yang halus seperti:
- Merasa "terkunci"
- Mudah marah
- Sulit berkonsentrasi
- Gelisah
- Suka meledak-ledak
Perubahan sosial
Kecemasan dapat berdampak negatif pada persahabatan. Jika anak remaja Anda yang dulu bersosialisasi tiba-tiba menghindari kegiatan favoritnya atau berhenti membuat rencana dengan teman-teman, Anda perlu curiga. Remaja yang mengalami gangguan kecemasan cenderung melakukan;
- Menghindari interaksi sosial dengan teman biasa
- Menghindari kegiatan ekstrakurikuler
- Mengisolasi diri dari kelompok sebaya
- Menghabiskan lebih banyak waktu sendirian
Perubahan fisik
Banyak keluhan fisik yang dapat terjadi saat anak remaja mengalami gangguan kecemasan. Perhatikan jika anak menyampaikan keluhan psikosomatik seperti;
- Sering sakit kepala, termasuk migrain
- Masalah gastrointestinal
- Sakit dan nyeri yang tidak dapat dijelaskan
- Kelelahan yang berlebihan
- Keluhan tidak enak badan tanpa penyebab medis yang jelas
- Perubahan kebiasaan makan
BACA JUGA:
Gangguan tidur
American Academy of Pediatrics merekomendasikan remaja berusia 13 hingga 18 tahun untuk tidur 8 hingga 10 jam secara teratur guna meningkatkan kesehatan yang optimal. Dokter anak juga merekomendasikan untuk mematikan layar 30 menit sebelum tidur dan menjauhkan semua barang elektronik dari kamar tidur.
Bukan rahasia besar bahwa tuntutan pekerjaan rumah, perubahan struktur otak, kegiatan ekstrakurikuler, dan waktu layar semua dapat memotong kebiasaan tidur remaja. Oleh karena itu, sulit untuk mengetahui apakah kelelahan disebabkan oleh kecemasan atau karena jadwal yang padat. Perhatikan red flag pada remaja ini;
- Susah tidur
- Terlalu banyak tidur
- Sering mimpi buruk
- Tidak merasa segar saat bangun
Prestasi di sekolah memburuk
Mengingat bahwa kecemasan dapat memengaruhi segala hal mulai dari kebiasaan tidur hingga bolos sekolah karena masalah fisik, tidak mengherankan jika kinerja akademik yang buruk juga dapat diakibatkan oleh kecemasan yang tidak diobati.
Absen dari sekolah, melewatkan hari-hari karena penyakit yang berhubungan dengan kecemasan, dan kekhawatiran yang terus-menerus dapat mempersulit remaja mengikuti aktivitas sekolah. Orang tua perlu mengamati perubahan ini pada anak;
- Lompatan nilai yang signifikan (biasanya turun)
- Tugas yang sering terlewatkan
- Sering kewalahan karena tugas
- Menunda-nunda atau mengalami kesulitan berkonsentrasi saat mengerjakan PR
Mengalami gejala serangan panik
Tidak semua remaja dengan gangguan kecemasan mengalami serangan panik. Tapi, ada juga yang mengalami gejala panik ringan tanpa mengalami serangan panik penuh. Gejala-gejala berikut ini umum di antara orang-orang dengan gangguan kecemasan, seperti;
- Detak jantung cepat
- Berkeringat dan gemetar
- Pusing
- Sakit perut
- Sulit bernafas
- Sakit dada
- Merasa seperti sekarat
- Merasa akan menjadi gila
- Mati rasa atau kesemutan di lengan dan kaki
- Derealisasi.
Jika anak remaja Anda tampak berjuang dengan kecemasan yang mengganggu sekolah, persahabatan, hubungan keluarga, atau aktivitas lain dari fungsi sehari-hari, penting untuk mendapatkan evaluasi dari praktisi kesehatan mental. Kecemasan dapat diobati, dan sebagian besar remaja dapat belajar mengatasi dan mengelola kecemasan mereka secara mandiri.