Turki Tidak akan Ikut Jatuhkan Sanksi, Presiden Erdogan: Saya Tidak Bisa Membiarkan Warga Membeku Tanpa Gas Rusia
JAKARTA - Pihak berwenang Turki tidak akan dapat bergabung dengan sanksi terhadap Rusia, karena mereka tidak dapat membiarkan warganya membeku tanpa gas Rusia, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan kepada wartawan Turki dalam penerbangan kembali dari KTT NATO.
"Dalam hal sanksi, kami sedang mempelajari pedoman tertentu PBB, tetapi jangan lupa bahwa kami tidak dapat mengesampingkan hubungan kami dengan Rusia," ujar Presiden Erdogan melansir TASS dari surat kabar Hurriyet 25 Maret.
"Anda tahu, saya sudah menjelaskan ini sejak lama, karena hari ini, jika kami mengambil gas alam saja, sekitar setengahnya, gas alam yang kami gunakan berasal dari Rusia. Selain itu, kami sedang membangun pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu kami dengan Rusia," lanjut Presiden Erdogan.
"Kami tidak dapat mengabaikannya. Ketika saya mengatakan ini kepada (Presiden Prancis Emmanuel) Macron, bahkan dia mengatakan saya benar Kita harus melindungi kepekaan ini," sambungnya.
"Pertama, saya tidak bisa membiarkan warga saya membeku di musim dingin, dan kedua, saya tidak bisa sepenuhnya menghidupkan kembali industri kita ini," tegas Presiden Erdogan.
Baca juga:
- Lumpuhkan Pertahanan Udara Ukraina: Rusia Klaim Kuasai Kota Izyum, Hancurkan Depot Senjata hingga Kendaraan Lapis Baja
- Turki Nilai 'Barter' Rudal S-400 untuk Ukraina dengan Program Jet Tempur F-35 AS Tidak Realistis
- Media Rusia Klaim Temukan Sertifikat Pelatihan Inggris untuk Tentara Ukraina, Meliputi Keahlian Senjata hingga Medis
- Sebut Rusia Tidak Dapat Menangi Perang Nuklir, NATO Peringatkan Penggunaan Senjata Kimia: Mengubah Konflik dan Berdampak Luas
Lebih jauh Presiden Erdogan menegaskan kembali, otoritas republik "harus melindungi warganya."
"Kami memiliki negara dengan populasi 85 juta orang. Kami memiliki semua jenis kewajiban. Selain itu, kami telah mengirim 56 truk bantuan kemanusiaan ke Ukraina. Kami menyediakan mereka dengan makanan, pakaian, obat-obatan. Pengiriman akan meningkat," paparnya.
Diketahui, Ankara berulang kali menyatakan Turki tidak bermaksud untuk bergabung dengan sanksi terhadap Rusia terkait invasinya ke Ukraina pada 24 Februari lalu, agar tidak merusak ekonominya sendiri, meninggalkan saluran dialog terbuka dengan Federasi Rusia.