Ini Baru Namanya Crazy Rich, Konglomerat Sukanto Tanoto Gelontorkan Rp7,15 Triliun Garap Proyek LNG di Kanada

JAKARTA - Konglomerat Sukanto Tanoto berencana mengucurkan dana 500 juta dolar AS atau sekitar Rp7,15 triliun untuk menggarap proyek LNG di Kanada. Proyek itu dikerjakan Woodfibre, perusahaan yang disokong Pacific Energy Corp milik Sukanto.

Dalam laporan Bloomberg, dikutip Kamis 24 Maret disebutkan, Woodfibre memang belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait proyek ini. Namun, Presiden Woodfibre Christine Kennedy sudah membeberkan rencana ini ke pejabat pemerintahan Squamish, British Columbia, Kanada. Total investasi proyek ini mencapai 1,6 miliar dolar AS.

"Prakonstruksi proyek ini akan dimulai tahun ini dan ditargetkan rampung pada 2027," ujar Kennedy.

Woodfibre berniat mengikuti langkah Shell yang menggarap proyek LNG senilai 40 miliar dolar AS di Kitimat, British Columbia, yang sudah selesai 60 persen. Produksi LNG fasilitas ini akan dimulai pada 2025.

Woodfibre sudah mengantongi izin untuk mengekspor LNG per tahun. Ekspor ini akan mengerek pendapatan Woodfibre. Target pasar ekspor LNG Woodfibre adalah Eropa, yang tengah mencari pasokan alternatif LNG di luar Rusia. Negara-negara Eropa memang berencana mengurangi ketergantungan energi ke Rusia, setelah negara itu menyerang Ukraina.

Sukanto Tanoto adalah pendiri dan Komisaris Utama RGE Group. Saat ini, kelompok usaha RGE menggarap bisnis pulp dan kertas (April dan Asia Symbol), minyak kelapa sawit (Asian Agri dan Apical), serat rayon (Sateri dan Asia Pacific Rayon), selulosa khusus (Bracell), serta pengembangan sumber daya energi (Pacific Oil& Gas), dengan wilayah operasi di Indonesia, China, Brasil, Spanyol, dan kantor-kantor pemasaran di banyak negara di seluruh dunia.

Total aset RGE Group saat ini sekitar 20 miliar dolar AS. Adapun kekayaan bersih Sukanto Tanoto, berdasarkan data Forbes, mencapai 2,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp30 triliun.