Bagikan:

JAKARTA - Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen milik konglomerat Sukanto Tanoto, secara simbolis menyerahkan 3.000 unit konsentrator oksigen kepada Menteri Kesehatan, Budi G Sadikin, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten, Selasa 3 Agustus malam.

Saat menerima donasi ini secara langsung, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan rasa terima kasihnya atas donasi konsentrator oksigen dari Tanoto Foundation itu.

"Setiap unit konsentrator oksigen sangat berarti untuk meringankan beban sistem kesehatan kita. Donasi ini memberi kesempatan pada pasien untuk memiliki pasokan oksigen tetap di rumah, dan juga membebaskan sebagian tempat di rumah sakit agar dapat digunakan oleh mereka yang lebih membutuhkan," kata dia, dikutip dari Antara, Rabu 4 Agustus.

"Mewakili pemerintah Indonesia, saya berterima kasih kepada Tanoto Foundation atas respons cepat, tanggap, dan menyeluruh yang memungkinkan kami berjuang melawan pandemi dengan sumber daya lebih baik, serta memberikan harapan untuk setiap penduduk Indonesia yang terdampak pandemi," kata dia.

Sehari sebelumnya, 1.000 unit pertama konsentrator oksigen serupa juga tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dari Guangzhou, China, dengan pesawat sewa khusus Garuda Indonesia dan tiba di Tanah Air menjelang tengah malam. Sementara 1.000 unit lain dijadwalkan tiba di Jakarta pada 10 Agustus.

CEO Global Tanoto Foundation, Dr J Satrijo Tanudjojo, menegaskan kembali komitmen organisasinya dalam mendukung pemerintah Indonesia selama pandemi COVID-19, sebagaimana dinyatakan pada keterangan pers.

"Ketika terjadi kenaikan kebutuhan oksigen cair medis dan konsentrator oksigen, kami segera mengupayakan pengadaannya secara langsung melalui jejaring kami di dalam dan luar negeri dan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk mendistribusikannya ke rumah sakit di Indonesia. Kami berharap donasi ini bisa membantu menyelamatkan nyawa para pasien yang sedang berjuang melawan COVID-19," kata dia.

Sejak awal Juli 2021, mereka telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk membantu mengatasi kekurangan pasokan oksigen akibat kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia.

Pada 9 Juli 2021, pengiriman pertama sebanyak 100 ton dari total 500 ton oksigen cair untuk kebutuhan medis meninggalkan pangkalan PT Riau Andalan Pulp & Paper (APRIL Group) di Pangkalan Kerinci, Riau, untuk kemudian didistribusikan ke rumah sakit di Jawa dan Bali.

Pada 13 Juli 2021, sebanyak 1.500 unit konsentrator oksigen tiba di Jakarta sebagai bagian dari donasi bersama 16 organisasi termasuk Tanoto Foundation dan Temasek Foundation yang membawa total 11.000 konsentrator oksigen ke Indonesia. 1.000 unit di antaranya didonasikan Tanoto Foundation.

Tanoto Foundation mendatangkan 2.000 konsentrator oksigen tambahan langsung dari Foshan, China, yang terdiri dari 1.400 unit konsentrator oksigen kanal tunggal dengan kapasitas 10 liter/menit dan 600 unit konsentrator oksigen kanal ganda dengan kapasitas 10 liter per menit.

Di tengah gelombang kedua pandemi COVID-19 di Indonesia, terjadi kekurangan 700 ton oksigen untuk kebutuhan medis per hari, menurut data dari Kementerian Kesehatan.

Sebanyak 3.000 unit konsentrator oksigen dari organisasi filantropi independen ini akan bermanfaat bagi 6.000 pasien sebulan, atau 18.000 pasien dalam tiga bulan mendatang. Penerima manfaat adalah mereka yang mengalami gejala COVID-19 ringan sampai menengah dan diperbolehkan dirawat di rumah dengan bantuan oxygen concentrator.

Kementerian Kesehatan merekomendasikan pasien COVID-19 dengan gejala ringan sampai menengah untuk melakukan isolasi selama 10 hari dengan tambahan tiga hari setelah gejala menghilang.

Penggunaan konsentrator oksigen ini akan membebaskan alokasi oksigen yang sangat diperlukan pasien dengan kondisi yang mengharuskan perawatan intensif di rumah sakit, sehingga akan bermanfaat bagi lebih banyak lagi pasien COVID-19.

Sebelumnya, pada April 2020, tidak lama setelah kasus pertama COVID-19 diumumkan di Indonesia, organisasi ini mendonasikan 1.000.000 masker medis, 1.000.000 sarung tangan, 100.000 alat pelindung diri, dan 30.000 pelindung mata untuk tenaga kesehatan Indonesia di tengah kekurangan pasokan peralatan medis.