Pengamat: Percuma Reshuffle Mendag Jika Presiden Tak Memutus Rantai Kedekatan Penguasa dan Mafia Minyak Goreng
JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menyatakan, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi sudah gagal dalam mengendalikan stok minyak goreng dan harganya. Termasuk tak berdaya terhadap mafia minyak goreng.
"Permintaan maaf Mendag sebagai bukti ketidakberdayaan atas sepak terjang mafia minyak goreng. Sebagai menteri ia jelas lemah sehingga dapat dikendalikan mafia minyak goreng," ujar Jamiluddin di Jakarta, Jumat, 18 Maret.
Karena itu, Jamiluddin menilai, Mendag sangat pantas di reshuffle dan diganti dengan orang yang lebih tegas menghadapi mafia migor.
"Presiden Joko Widodo harus mampu mencari sosok menteri yang kuat dari rongrongan mafia minyak goreng," tegasnya.
"Tapi masalahnya, adakah anak negeri yang kuat melawan mafia minyak goreng? Pertanyaan ini menjadi urgen mengingat mafia minyak goreng terkesan dekat dengan pihak-pihak yang merasa berkuasa," sambung Jamiluddin.
Menurut Jamiluddin, posisi mendag hanya bermanfaat di reshuffle bila pihak kekuasaan tidak tunduk kepada mafia minyak goreng. Bila tidak, kata dia, maka siapa pun yang akan menjadi mendag tidak akan berdaya menghadapi mafia minyak goreng.
"Jadi, yang urgen dilakukan presiden tentulah memutus kedekatan pihak-pihak yang merasa berkuasa dengan mafia minyak goreng," katanya.
Baca juga:
- Sebut Gerakan Penundaan Pemilu Masih Terus Berlangsung, Rocky Gerung: Kalau Presiden Tidak Setuju Mestinya Luhut Direshuffle
- Reshuffle Dipastikan Terjadi dan PAN Sudah Akui Dapat Jatah 1 Menteri dan Wamen
- Gerindra Tak Ambil Pusing Soal Reshuffle Kabinet untuk Jatah PAN: Kami Memang Tak Cari Tahu
- Reza Arap Bakal Kembalikan Uang Rp1 Miliar dari Doni Salmanan
Presiden, tambah Jamiluddin, harus juga mereshuffle pihak-pihak yang merasa berkuasa tersebut. Sebab hanya dengan memutus rantai hubungan mafia minyak goreng dengan pihak yang merasa berkuasa, mendag bisa mendatang dapat bekerja maksimal.
"Tanpa itu, reshuffle mendag hanya sia-sia belaka," kata Jamiluddin.