DPW PPNI Sulteng Keberatan Insentif Perawat di Wilayah Terpencil Disamakan dengan Perkotaan

PALU - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berharap, pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) memperhatikan kesejahteraan perawat. Hingga saat ini tidak sedikit perawat yang masih hidup dalam kondisi memprihatinkan.

Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPNI Provinsi Sulteng Daeng Masri  mengatakan, kondisi perawat, utamanya yang berstatus honorer dan kontrak, masih jauh di bawah kesejahteraan dari perawat berstatus aparatur sipil negara (ASN).

"Belum lagi kondisi perawat kita yang mengabdi di daerah-daerah yang terpencil, yang berada di wilayah pedalaman yang sulit dijangkau. Makanya saya tidak sepakat kalau dari segi finansial, perawat yang bekerja di perkotaan dan yang bekerja di daerah terpencil yang sulit dijangkau, disamaratakan insentifnya," kata dia di Palu, Antara, Kamis, 17 Maret. 

Ia menjelaskan perawat yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah terpencil dan pedalaman jauh lebih sulit bertugas dibandingkan dengan mereka yang berprofesi serupa di perkotaan.

"Perawat harus mengorbankan waktu, tenaga, dan bahkan kebersamaan bersama keluarganya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Bahkan, jika ada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dini hari, perawat mau tidak mau harus melayani," ucapnya.

Dari segi waktu, kata dia, para perawat yang bekerja di berbagai fasilitas kesehatan, seperti pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan rumah sakit, harus bekerja 24 jam secara bergantian, agar masyarakat dapat mendapat pelayanan kesehatan kapan pun

Dari sisi tenaga, para perawat harus memiliki kondisi tubuh yang sehat, bugar, dan prima mengingat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat merupakan pekerjaan yang cukup menguras tenaga.

"Sehingga perawat harus sehat dulu sebelum memberikan pelayanan kepada orang yang sakit," kata dia.