Kepala Delegasi Rusia Akui Pembicaraan dengan Ukraina Alot, Menlu Lavrov Minta Jangan Ada yang Mengipasi

JAKARTA - Kepala delegasi perundingan damai Rusia mengaku negosiasi dengan Ukraina sulit dan alot, sementara Menteri Luar Negeri Rusia meminta para negosiator bekerja dengan tenang tanpa ada yang mengipasi histeria.

Pembantu Presiden Rusia Vladimir Putin yang juga kepala delegasi Rusia Vladimir Medinsky mengatakan, meski negosiasi saat ini sulit dan berjalan lambat, Rusia tetap tulus dalam keinginannya untuk mencapai perdamaian sesegera mungkin.

"Pembicaraan itu sulit dan berjalan lambat. Tentu saja, kami ingin mereka berjalan lebih cepat. Ini adalah keinginan tulus Rusia. Kami ingin mencapai perdamaian sesegera mungkin," ungkap Medinsky seperti dikutip dari TASS 16 Maret.

"Tugas utama para negosiator adalah untuk mencari melalui sejumlah besar masalah kompleks untuk memilih kesepakatan yang memungkinkan. Mengandalkannya untuk memasukkan poin-poin kesepakatan ini ke dalam agenda, secara bertahap bergerak maju selangkah demi selangkah menuju hasil akhir yang sesuai dengan rakyat kita, perdamain," paparnya.

Lebih jauh Medinsky mengatakan, dia lebih memilih untuk tidak fokus pada masalah yang muncul dalam proses negosiasi.

"Sungguh, upaya negara kita dan tugas yang ditetapkan oleh presiden adalah untuk mencapai perdamaian di tanah Ukraina, untuk melihat negara yang damai, netral dan bersahabat, yang tidak akan menjadi benteng NATO atau benteng kekuatan yang ingin membahayakan negara kita," tandasnya.

Terpisah, Menlu Rusia Sergei Lavrov dalam wawancara di TV RBC mengatakan, negosiator Rusia dan Ukraina harus diberi kesempatan untuk bekerja dalam situasi yang lebih tenang, tanpa histeria.

"Saya akan membiarkan negosiator bekerja dalam situasi yang lebih tenang, tanpa mengipasi histeria lagi," tutur Menlu Lavrov setelah pernyataan terbaru pihak Ukraina tentang kemajuan dalam pembicaraan.

Untuk diketahui, putaran pertama pembicaraan Rusia-Ukraina diadakan di wilayah Gomel Belarusia pada 28 Februari. Pembicaraan berlangsung selama lima jam. Pembicaraan putaran kedua diadakan pada 3 Maret di Belovezhskaya Pushcha, di Belarus. Pembicaraan tersebut menghasilkan kesepakatan tentang koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil.

Delegasi bertemu untuk pembicaraan putaran ketiga pada 7 Maret, di wilayah Brest, juga di Belarus. Pada 10 Maret, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu dengan mitranya dari Ukraina, Dmitry Kuleba di sela-sela forum diplomatik di Antalya, Turki.