NATO Tolak Zona Larangan Terbang: Presiden Ukraina Sebut Anggota Aliansi 'Terhipnotis' Agresi Rusia, Khawatir Perang Dunia Ketiga
JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut beberapa negara anggota aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) 'terhipnotis' agresi Rusia, sehingga permohonan penerapan zona larangan terbang di wilayah udara negaranya gagal terwujud.
Ukraina diketahui secara intens meminta perlindungan dari NATO untuk menerapkan zona larangan terbang di wilayah udaranya, guna melindungi warga Ukraina dari pemboman yang dilakukan oleh Rusia.
Presiden Zelensky mencatat bahwa aliansi keamanan paling kuat, NATO, telah mempertanyakan kredibilitasnya. Dikatakannya, beberapa anggota Aliansi hanya 'terhipnotis' oleh agresi Rusia, khawatir tentang kemungkinan awal Perang Dunia Ketiga jika mereka menerapkan zona larangan terbang di atas Ukraina.
"Kami mengatakan bahwa langit kami perlu dilindungi dengan cara yang sama seperti langit Aliansi, tetapi kami memahami bahwa selalu ada 'tetapi'. Apa tanggapan NATO terhadap Sekutu di Eropa Timur jika mereka sudah mencari perlindungan? Jika, Tuhan melarang, rudal Rusia dan pesawat Rusia tiba di wilayah mereka? Rusia telah menyerang wilayah Lviv kami. Serangan rudal 20 kilometer dari perbatasan NATO. Drone Rusia telah jatuh di wilayah Aliansi," jelas Presiden Zelensky melansir Ukrinform 16 Maret.
Dia juga mengatakan, pihak berwenang Ukraina telah menawarkan mitra internasional cara untuk melindungi wilayah udara Ukraina dan orang-orang mereka sendiri.
Diberitakan sebelumnya, Sekjen NATO Jens Stoltenberg memang sudah bilang kalau semua sekutu sepakat, memberlakukan zona larangan terbang sama saja memicu konflik lebih dalam dengan Rusia.
“Jika kita melakukan itu, kita akan berakhir dengan sesuatu yang bisa berakhir dengan perang penuh di Eropa , yang melibatkan lebih banyak negara dan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia," ucap Stoltenberg.
Stoltenberg bilang semua sekutu justru sepakat memperkuat pencegahan dan pertahanan di darat, di udara, dan di laut. Sekutu dari Amerika Utara dan Eropa telah mengirim ribuan pasukan lagi ke bagian timur aliansi.
"Kami akan terus melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan setiap inci wilayah NATO. NATO adalah aliansi defensif. Tugas inti kita adalah menjaga keamanan tiga puluh negara kita. Kami bukan bagian dari konflik ini. NATO tidak mencari perang dengan Rusia," tutur Stoltenberg.
Inggris, AS dan NATO terus-menerus menolak seruan Presiden Zelensky untuk zona larangan terbang di atas Ukraina, mengatakan itu bisa membuat mereka harus menjatuhkan pesawat Rusia dan kemungkinan memicu perang dunia baru.
Baca juga:
- 'Berujung Pahit': Menanti Sejak 2008 Sampai Diperangi Rusia, Presiden Zelensky Akui Ukraina Tidak Dapat Gabung NATO
- Saling Balas Sanksi Soal Invasi Ukraina, Rusia dan Amerika Serikat Kompak Hidupkan Kembali Kesepakatan Nuklir Iran
- 11 Pejabat Pertahanannya Disanksi AS, Moskow Balas Larang Presiden Biden hingga Bos CIA Masuk ke Rusia
- UNHCR Sebut Pengungsi Perang Ukraina Tembus 3 Juta Jiwa, Mayoritas di Polandia
Diketahui, PM Johnson dan pemimpin Ukraina telah melakukan percakapan hampir setiap hari dalam 15 hari sejak Rusia menginvasi.
"Kami telah melakukan beberapa percakapan yang sangat jujur dan percakapan yang sangat mengecewakan karena ada batas di mana, sejujurnya, Inggris dan NATO akan dianggap berkonflik langsung dengan Rusia," ujar PM Johnson, mengutip Sky News.
“Ini menyiksa, benar-benar menyiksa. Saya sudah melakukan percakapan ini setidaknya beberapa kali dengan (Presiden) Volodymyr, tetapi saya pikir kesulitannya adalah saya harus memesan jet RAF, pilot Inggris ke udara dengan misi untuk menembak jatuh jet Rusia," paparnya.