Pendiri Ethereum Bela Ukraina, Vitalik Buterin: Ethereum Netral, Tetapi Saya Tidak

JAKARTA – Pendiri Ethereum Vitalik Buterin menyatakan dukungannya terhadap Ukraina. Menanggapi simpati yang berdatangan kepada Ukraina meski negara lain di belahan dunia mengalami kondisi serupa. Buterin mengatakan bahwa hal demikian tak membuat orang-orang untuk berhenti peduli pada Ukraina maupun sebaliknya.

Dukungan tersebut disampaikan Buterin melalui postingan Twitter-nya pada 10 Maret 2022. Dia menyebutkan kondisi yang dialami Yaman dan Ethiopia, orang-orang di kedua negara mengalami penderitaan yang sama dengan warga Ukraina.

“Ukraina jauh dari satu-satunya yang menderita perang. Juga orang-orang di Yaman, Ethiopia... sama manusianya dengan orang Ukraina dan Anda. Ini BUKAN alasan yang sah untuk tidak peduli dengan orang Ukraina hari ini. Tapi itu berarti kita harus merefleksikan diri dan menyampaikan belas kasih kita kepada orang lain juga.”

Tweet terbaru itu menyusul balasannya atas tweet yang meminta Universitas Eropa untuk menerima mahasiswa Rusia yang telah dihukum karena memprotes rezim Putin. Anton Barbashin, Direktur Editorial Riddle Russia, sebuah situs berita menyatakan bahwa menerima warga yang protes pada keputusan Putin menandakan bahwa Eropa mendukung warga Rusia yang tidak bersalah.

 “Ini akan menjadi isyarat yang luar biasa jika Universitas Eropa secara terbuka menyambut mahasiswa Rusia yang diusir karena memprotes perang di Rusia, menandakan bahwa Eropa berdiri dengan orang-orang di Rusia yang menentang Putin dan menentang perang. Bahwa tidak semua orang Rusia diperlakukan sebagai Putin&Co.”

Menanggapi hal ini, Buterin menyatakan bawa dukungan kepada Ukraina harus menjadi prioritas, setelah itu baru mendukung orang-orang yang menentang keputusan Putin.

Pada 24 Februari lalu, bos Ethereum itu sempat mengeluarkan pernyataan terkenalnya bahwa Ethereum netral. “Pengingat: Ethereum netral, tetapi saya tidak.” Dia juga sempat memposting tweet berbahasa Rusia yang berarti “kejahatan terhadap rakyat Ukraina dan Rusia.”

Di sisi lain media barat gagal mencerminkan konflik di negara lain sebagaimana yang terjadi di Ukraina. Pengguna Twitter membalas postingan Vitalik dengan kutipan dari seorang rapper Tupac Shakur berbunyi: “Mereka punya uang untuk perang, tapi tidak bisa memberi makan orang-orang miskin.”