Deretan Bohir Besar Sawit RI dan Paling Licin di Urusan Minyak Goreng, Ada Konglomerat Anthony Salim, Martua Sitorus, hingga Sukanto Tanoto

JAKARTA - Minyak goreng kini menjadi komoditas bahan pangan yang paling banyak menyita energi publik. Pasalnya, fluktuasi harga menyebabkan produk turunan minyak sawit ini bisa menggeser daging sapi dan cabai yang biasanya menjadi komoditas dengan andil besar dalam kenaikan harga.

Sejatinya, tidak ada masalah dari produksi mengingat Indonesia merupakan produsen sawit terbesar dunia. Bahkan, tingkat produksi melebihi kebutuhan konsumsi nasional. Untuk itu, RI banyak melempar produk sawit ke pasar mancanegara.

Skema ini berjalan tanpa hambatan sampai akhirnya terjadi lonjakan harga yang melambung di luar negeri. Perbedaan nilai jual dengan di Indonesia menjadikan para pengusaha lebih memilih melempar produknya ke mancanegara.

Situasi ini yang kemudian dipercaya sebagai sumber dari ketidakpastian harga minyak goreng di pasar nasional. Jika dilihat dari skala produksi, sebenarnya bisnis minyak goreng hanya dipegang oleh beberapa pelaku usaha besar.

Siapa saja bohir besar dari bisnis minyak goreng? Berikut redaksi rangkumkan untuk pembaca.

1. Anthony Salim

Semua orang rasanya setuju jika Indofood adalah entitas usaha pengolahan pangan terbesar. Korporasi yang digawangi oleh konglomerat Anthony Salim ini dirasa telah masuk ke semua segmen komoditas konsumsi, tidak terkecuali bisnis minyak goreng.

Berdasarkan data yang dihimpun, Indofood disebutkan punya PT Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) sebagai perusahaan yang menangani teknis langsung usaha sawit.

LSIP memiliki 115.000 hektar lahan tanam inti dengan kemampuan produksi 2,6 juta ton tandan buah segar (TBS). Sementara SIMP punya sekitar 300.000 hektar lahan tanam yang bisa menghasilkan 7 juta ton TBS.

2. Martua Sitorus

Melalui bendera Wilmar, Martua Sitorus menasbihkan diri sebagai pengusaha penting di sektor minyak sawit. Katanya, sejak berdiri perusahaannya sudah menguasai hingga 350.000 hektar lahan produktif.

Hal ini pula yang menjadikan pundi-pundi Martua Sitorus semakin tebal. Berdasarkan Forbes, kekayaan bos Wilmar telah menyentuh 2 miliar dolar AS atau setara Rp28,2 triliun.

3. Sukanto Tanoto

Bos Raja Garuda Mas Sukanto Tanoto memiliki bisnis minyak sawit melalui Asian Agri. Entas usaha ini mengelola 21 pabrik dengan produksi lebih dari 1,1 juta metrik ton crude palm oil (CPO). Sukanto Tanoto juga punya bisnis penting, yaitu bisnis pengolahan kayu dan kertas melalui Asia Pacific Resources International Holding Ltd. (ARIL).

4. Keluarga Widjaja

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) merupakan korporasi yang masuk dalam Grup Sinarmas rintisan mending Eka Tjipta Widjaja. Melalui SMAR, keluarga Widjaja menjadi salah satu produsen besar minyak goreng di Indonesia.

Adapun, produk yang paling terkenal adalah Filma dan Kunci Mas. Lebih lanjut, Sinar Mas Agro diketahui memiliki sekitar 138.000 hektar lahan produktif dan mengoperasikan 16 pabrik kelapa sawit, 4 pabrik pengolahan inti sawit dan 4 pabrik rafinasi di Indonesia.

5. Ciliandra Fangiono

CEO dari First Resources Ltd ini menguasai ratusan ribu lahan sawit produktif di Indonesia sejak dua dekade yang lalu. Dari usaha ini pula Ciliandra tercatat masuk dalam salah satu orang terkaya di Indonesia dengan taksiran harta 1 miliar dolar AS. Kebanyakan lahan sawit dari First Resources berada di Kalimantan dan Sumatera.