Bagikan:

JAKARTA - Bagi siapa saja yang sering melintasi Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, pasti kerap melihat bangunan gedung menjulang bernama Gama Tower. Bangunan tersebut adalah hasil karya perusahaan milik konglomerat Martua Sitorus, KPN Corporation.

KPN Corporation yang sebelumnya bernama Gama Corporation, atau Gama Corp punya empat lini bisnis utama; perkebunan kelapa sawit, semen, properti dan perdagangan. Gama Land, adalah salah satu karya KPN Corporation, dengan tinggi 285,5 meter, dan di dalamnya juga beroperasi penginapan berbintang lima: Hotel The Westin.

Gama Tower merupakan gedung perkantoran tipe Grade A untuk disewakan. Gama Tower terletak di daerah ini yang juga telah ditetapkan sebagai distrik kantor komersial selama bertahun-tahun.

Light Rail Transit (LRT) yang saat ini sedang dibangun dan bakal rampung pada semester II 2022, akan memberikan akses yang mudah ke Gama Tower serta beberapa bangunan lainnya di jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Gama Tower juga berlokasi dalam jarak sepuluh menit berjalan kaki dari Mall Kuningan City (dan komplek superblok) serta beberapa pengembangan komersial dan perumahan di Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Akses ke Gama Tower dapat dengan mudah diakses oleh mobil pribadi, aplikasi online serta bus Transjakarta.

Konglomerat Martua Sitorus. (Foto: Dok. Forbes)

Gama Tower ini sejatinya hanya salah satu proyek yang digarap oleh KPN Corporation. Mereka juga menggarap proyek apartemen Arandra Residence di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Awal mula proyek ini dari akuisisi Sentosa Residences milik Bahama Group senilai Rp600 miliar yang dilakukan Gamaland.

Di Bandung, Gamaland mengembangkan Click Square, sebuah mal yang dulu bernama BeMall, dan diubah konsepnya menjadi creative techno community center dan pusat hiburan.

Sementara di Medan, Gamaland menggandeng Ciputra Group untuk mengembangkan proyek Citral Bagya City Medan serta proyek pergudangan Biz Park.

Tak hanya di Indonesia, Gamaland juga disebut memiliki aset properti di London, Inggris, yakni satu menara di The Aviva Tower. Di Sydney, Gamaland punya aset gedung yang disewakan ke Sydney Australian Post.

Hanya saja, seiring merebaknya pandemi COVID-19, tak lagi mencuat kabar soal proyek-proyek properti terbaru yang digarap Gamaland.

Cari dana di pasar modal

Konglomerat Martua Sitorus dan kerabatnya belakangan rajin mencari sumber dana dari pasar saham. Satu-persatu tentakel bisnis raja minyak sawit Indonesia itu digiring masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) via IPO.

Tahun lalu perusahaan milik Martua Sitorus, PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) sukses meraup dana hingga Rp1,17 triliun. Saat ini perusahaan milik kerabat Martua Sitorus; PT Murni Sadar Tbk (MTMH) juga tengah mengincar dana hingga sekitar Rp375,95 miliar lewat IPO.

Namun, sejatinya Martua Sitorus dan keluarganya baru menunjukkan secuil asetnya kepada investor saham Indonesia. Konglomerat itu masih punya segudang perusahaan yang bermain di berbagai lini bisnis.