Trauma Healing Anak-anak Korban Gempa di Pasaman Barat, Baca Al-Qur'an, Surat Pendek dan Alfatihah
JAKARTA - Beragam cara dilakukan untuk menghilangkan trauma anak di tempat pengungsian di Simpang Timbo Abu Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Salah satunya dengan mengajarkan membaca Al-Qur'an di lokasi pengungsian.
"Kegiatan ini salah satu upaya untuk menghibur anak-anak korban gempa. Dengan membaca Al-Qur'an, surat pendek dan Alfatihah dengan penyampaian yang ceria," kata pengajar dari relawan Yayasan Muslim Asia atau AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) Muhammad Ali di lokasi pengungsian, Antara, Minggu, 6 Maret.
Menurutnya kegiatan ini baru perdana dilakukan dan mendapat sambutan baik dari anak-anak dan orang tua yang mengungsi di tenda darurat itu. Puluhan anak-anak mengikuti pengajian bersama dengan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan surat-surat pendek seperti Alfatihah dan surat Al Ikhlas.
Saat kegiatan berlangsung, anak-anak korban gempa terlihat ceria dan bersemangat mengikuti arahan pembimbing.
Ada yang serius mengikuti dengan memegang Alquran dan ada pula yang bermain-main namun tetap mendengarkan arahan pembimbing.
"Intinya kita ingin mengajarkan anak-anak membaca Alquran dengan cara penyampaian yang ceria. Bagaimana anak-anak menghilangkan trauma pasca gempa," sebutnya.
Salah seorang anak yang ikut pengungsian Dika (14) mengatakan sangat antusias mengikuti pengajian yang diadakan oleh relawan di posko pengungsian itu.
"Iya pak, sangat baik dan cukup menghibur, sambil menambah hafalan ayat pendek Alquran," katanya.
Ketua Pemuda Simpang Timbo Abu, Dodi mengatakan pengungsi hingga saat ini masih bertahan di tenda pengungsian.
Baca juga:
- Anggota DPR Dapil Wadas Ingatkan Polisi Kalau Jokowi Tidak Suka dengan Sikap Represif
- Ada Apa Dengan DPR RI? Setelah Bantah Vaksinasi Tertutup, Pemberitaan Hingga Foto Wartawan Dilarang
- Konser Peduli Negeri Kumpulkan Rp1 Miliar, Donasi Disumbangkan ke Korban Bencana Pekan Depan
- Ganjar Pranowo Minta Ada Regenerasi PMI Jateng: Bisa dari Anak Muda, Santri dan Mahasiswa
"Ada sekitar 56 tenda dengan 130 kepala keluarga pengungsi yang masih bertahan. Anak-anak sekitar 107 orang, 17 orang bayi dan ibu hamil 4 orang," katanya.
Untuk kebutuhan logistik pengungsi sudah terpenuhi hingga saat ini baik dari bantuan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan sumbangan para dermawan.