Selain Trauma, Ini Alasan Lain Warga Pasaman Barat Bertahan di Tenda Pengungsian Utama
Pengungsi di halaman kantor Bupati Pasaman Barat hingga Senin (28/2) masih bertahan karena masih trauma gempa dan takut longsor.

Bagikan:

SIMPANG EMPAT - Mayoritas korban terdampak gempa bumi magnitudo 6,1 di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat masih bertahan di tenda pengungsian utama, karena masih trauma dan khawatir ada gempa susulan.

"Kami masih trauma ada gempa susulan dan kalau balik ke rumah tidak bisa, karena rumah kami tidak bisa dihuni lagi," kata salah seorang pengungsi Yati (52) di Simpang Empat, dilansir Antara, Senin, 28 Februari.

Para pengungsi hingga Senin, 28 Februari masih banyak yang ada di tenda pengungsian. Sementara anak-anak terlihat bermain di luar tenda. Ada juga yang melakukan senam trauma healing sebagai proses penyembuhan trauma bagi warga.

Pengungsi lainnya, Silam (60) dari Jorong Simpang Timbo Abu mengatakan ia bersama keluarga mengungsi ke posko pengungsian utama di halaman kantor bupati, karena takut gempa susulan dan longsor.

"Daerah kami berada di kaki Gunung Talamau dan getaran gempa sangat terasa. Apalagi, di kaki Gunung Talamau juga sudah ada longsor," ujarnya.

Dengan ancaman longsor itu, katanya, keluarganya mengungsi ke posko utama halaman kantor bupati di Simpang Empat. "Kami aman, karena jauh dari ancaman longsor," kata warga lainnya Dalih (59).

Sementara itu, Pemkab Pasaman Barat terus menerima bantuan di posko bencana rumah dinas bupati dari berbagai pihak. Pemkab setempat juga terus menyalurkan bantuan ke warga terdampak gempa, baik langsung maupun ke posko pengungsian yang tersebar di Kecamatan Talamau dan Kinali.

"Kebutuhan pengungsi terus kita penuhi dengan membagikan langsung melalui tim yang sudah ditunjuk," kata Bupati Pasaman Barat Hamsuardi.

Hingga Senin, 28 Februari dampak kerusakan infrastruktur akibat gempa, yakni jalan Provinsi Simpang Empat - Panti kilometer 18 sampai kilometer 20, aprit jembatan Batang Parhiasan dan Batang Kuranji Kajai, serta pipa saluran air bersih dan irigasi juga rusak.

Selain itu, kerusakan di bidang sarana dan prasarana umum, di antaranya 15 rumah ibadah rusak, baik sedang maupun berat, 5 unit SD dan SLTP di Kecamatan Talamau dan Kinali rusak sedang dan berat.

Selanjutnya, 10 gedung kantor pemerintahan dan sarana pendukungnya rusak ringan dan berat, 500 rumah penduduk baik ringan sedang maupun berat.

Sementara data korban luka ringan saat ini sebanyak 42 orang, luka berat 22 orang, dirawat di Puskesmas 22 orang, dirujuk ke Rumah Sakit M Djamil Padang 5 orang, dan korban meninggal dunia 5 orang, 10.700 orang saat ini mengungsi di tujuh titik posko pengungsian yang disiapkan Pemkab Pasaman Barat.

Di antaranya Jorong Timba Abu tercatat 1.500 orang, Jorong Mudik Simpang 1.500 orang, lapangan bola Limpato 2.500 orang, lapangan bola Kampung Tengah 2.000 orang, lapangan bola Sukamenanti 500 orang ,dan halaman Kantor Bupati sebanyak 2.800 orang.