Twitter Selidiki Akun-akun yang Kampanyekan #IStandWithPutin Hingga Viral: Mereka Bukan Bot
JAKARTA - Twitter kini sudah melarang lebih dari 100 akun yang mengkampanyekan tagar pro-Rusia #IStandWithPutin. Mereka terdeteksi berpartisipasi dengan perilaku tidak autentik yang terkoordinasi dalam beberapa hari setelah tagar tersebut menjadi tren di Twitter.
Dikutip dari NBC News, Sabtu 5 Maret, seorang juru bicara Twitter bilang mereka masih menyelidiki asal-usul dan tautan antar akun. Namun kesemuanya sudah dilarang melanggar kebijakan Twitter.
Yang menarik akun dengan retweet paling banyak tentang tagar ini justru cuma punya beberapa lusin pengikut. Dia menggunakan foto stok sebagai gambar profil. Para peneliti pun kebingungan, bagaimana tweet itu menjadi viral.
Twitter melihat indikasi adanya 'penyemprotan kepalsuan" yang justru dulu ditakuti Rusia.
Kawanan akun tidak autentik awalnya ditemukan oleh Marc Owen Jones, asisten profesor studi Timur Tengah dan humaniora digital di Universitas Hamad Bin Khalifa di Qatar.
“Orang-orang sering melontarkan istilah bot, tetapi apa yang kami lihat di sini adalah banyak akun yang menunjukkan aktivitas dan astroturfing yang tidak autentik,” kata Jones.
“Mereka bukan bot. Mereka jauh lebih sulit untuk diperiksa daripada itu. Bayangkan pengaturan pusat panggilan. Pikirkan jumlah kerusakan yang dapat Anda lakukan," lanjutnya.
Tagar #IStandWithPutin kemudian mendapat angin kedua sebagai topik tren ketika akun asli mulai men-tweet tagar hanya untuk mengkritiknya.
"Ini adalah paradoks dari perilaku semacam ini," kata Jones.
"Beberapa tweet yang paling menarik adalah orang-orang yang mencela hashtag tersebut," tandasnya.
Baca juga:
- 'Semua yang Mati Hari Ini karena Kelemahan Anda', Sindir Presiden Ukraina Zelensky ke NATO
- Berapa Banyak Warga Sipil yang Tewas di Ukraina Akibat Invasi Rusia? Ini Data yang Dipunya PBB
- Ternyata Bank-Bank Rusia Sudah Bersiap Hadapi Sanksi Dari AS Sejak Tahun Lalu, Ini Buktinya
- Rusia Klaim Hancurkan 1.612 Target Militer Ukraina: Stasiun Radar, Sistem Rudal S-300 hingga Drone