Nilai Ancaman Keamanan Rusia Meningkat Jika Ukraina Gabung NATO, Presiden Putin Ungkap Rahasia Sistem Komando Kyiv

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin menilai ancaman keamanan Rusia akan meningkat secara drastis, jika Ukraina bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), mengungkap perihal kendali dan kontrol pasukan negara itu.

Bergabungnya Ukraina dengan NATO serta penyebaran rudal pakta tersebut di Eropa Timur, menjadi kekhawatiran Moskow yang memicu perdebatan dengan Kyiv. Ukraina bukan anggota NATO tetapi memiliki janji sejak tahun 2008, akan diberikan kesempatan untuk bergabung, sebuah langkah yang akan membawa aliansi pimpinan AS ke perbatasan Rusia.

"Jika Rusia menghadapi ancaman seperti masuknya Ukraina ke Aliansi Atlantik Utara, ke NATO, maka ancaman terhadap negara kita akan meningkat berkali-kali lipat," ujar Presiden Putin dan mengingat Pasal 5 Perjanjian Atlantik Utara "dari mana jelas bahwa semua negara-negara aliansi harus berperang di pihak salah satu anggotanya jika salah satu Sekutu dianggap diserang," seperti dikutip dari TASS 22 Februari.

Presiden Putin ingat, Rusia diberitahu beberapa negara NATO menentang Ukraina menjadi anggota aliansi. Namun, sebuah memorandum telah ditandatangani sebelumnya, membuka pintu bagi NATO untuk Ukraina dan Georgia.

"Tidak ada jawaban untuk pertanyaan saya 'mengapa Anda melakukannya?' Di bawah tekanan dari AS – itulah jawabannya," Presiden Putin menyimpulkan.

Lebih jauh dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Hari Senin Presiden Putin mengatakan, Ukraina akan menjadi pijakan NATO untuk menyerang Rusia, jika bergabung dengan aliansi itu.

"Saya akan menjelaskan, dokumen perencanaan strategis AS, menetapkan opsi yang disebut serangan pendahuluan pada sistem rudal musuh. Dan kita tahu siapa musuh utama AS dan NATO. Itu adalah Rusia. Dokumen NATO secara resmi, dengan lugas menyatakan Rusia sebagai ancaman utama bagi keamanan Euro-Atlantik. Dan Ukraina akan menjadi pijakan untuk serangan semacam itu," ungkapnya.

Ilustrasi latihan militer Rusia. (Sumber: Kementerian Pertahanan Rusia)

Dia mencatat bahwa, jika nenek moyang telah mendengar tentang hal itu, "mereka tidak akan mempercayainya."

"Dan kami juga tidak ingin mempercayainya. Tapi memang begitu. Saya ingin orang-orang di Rusia dan Ukraina memahami hal ini," kata Presiden.

Lebih jauh Presiden Putin menerangkan, sistem komando dan kontrol pasukan Ukraina sudah terintegrasi langsung dengan NATO, dengan aliansi tersebut telah mulai mengeksploitasi wilayah Ukraina.

"Sistem komando dan kontrol pasukan Ukraina sudah terintegrasi dengan NATO. Ini berarti komando angkatan bersenjata Ukraina, bahkan formasi dan unit terpisah dapat langsung dilaksanakan dari markas NATO. Amerika Serikat dan NATO telah mulai tanpa malu-malu mengeksploitasi wilayah Ukraina sebagai teater operasi militer potensial," ungkap Presiden Putin.

"Kami melihat bagaimana rezim Kiev terus-menerus ditingkatkan secara militer. Amerika Serikat sendiri telah menyalurkan miliaran dolar AS untuk tujuan ini sejak 2014, termasuk pengiriman persenjataan, amunisi dan pelatihan spesialis. Dalam beberapa bulan terakhir, senjata Barat terus mengalir ke Ukraina secara demonstratif seperti yang terlihat oleh seluruh dunia," paparnya.

Tak sampai di situ, Presiden Putin menyebut aktivitas angkatan bersenjata Ukraina dan layanan khusus diarahkan oleh penasihat asing. Menilai bias latihan militer yang digelar Ukraina dengan NATO.

Ilustrasi latihan militer Rusia. (Sumber: Kementerian Pertahanan Rusia/Evgeny Polovodov/Dmitry Gutov)

"Kami tahu betul tentang itu. Kontingen militer negara-negara NATO sebenarnya telah hadir terus-menerus di wilayah Ukraina dengan berbagai dalih dalam beberapa tahun terakhir. Latihan bersama reguler (Ukraina dan NATO) memiliki bias anti-Rusia yang jelas," kritiknya.

"Tahun lalu saja, mereka melibatkan lebih dari 23.000 tentara dan 1.000 peralatan. Sebuah undang-undang telah diadopsi untuk mengakui angkatan bersenjata negara lain ke wilayah Ukraina pada tahun 2022 untuk berpartisipasi dalam latihan multinasional. Jelas bahwa ini terutama melibatkan Pasukan NATO. Tahun baru ini tidak kurang dari 10 manuver gabungan seperti itu telah direncanakan. Jelas bahwa peristiwa seperti itu berfungsi sebagai penutup untuk pembangunan militer cepat NATO di wilayah Ukraina," terang Presiden Putin.

Ditambahkanya, NATO sama sekali tidak peduli sedikit pun tentang kekhawatiran Rusia tentang keamanannya dan akan terus berperilaku seperti ini. Moskow tidak akan pernah tahan dengan itu, menurut Presiden Putin.

“Tidak diragukan lagi, mereka berencana untuk mengimplementasikan rencana ini. Seperti yang sering mereka lakukan dalam beberapa tahun terakhir ketika mereka memperluas NATO ke timur dan memindahkan infrastruktur militer dan senjata mereka lebih dekat ke perbatasan Rusia, sama sekali mengabaikan kekhawatiran, protes, dan peringatan kami," kritiknya.

Presiden Putin menggaris bawahi, Rusia memiliki semua alasan untuk berpikir penerimaan Ukraina ke NATO dan penyebaran senjata aliansi tersebut di negara itu adalah masalah yang sudah pasti.

"Menyusul penarikan Amerika Serikat dari perjanjian tentang rudal jarak pendek dan menengah, Pentagon secara terbuka mengembangkan berbagai senjata ofensif berbasis darat, termasuk rudal balistik yang mampu mencapai tujuan pada jarak hingga 5.500 kilometer. Sistem dikerahkan di Ukraina, mereka akan dapat mencapai target di seluruh wilayah Rusia di Rusia, bahkan melintasi Pegunungan Ural," tukasnya.

"Waktu pendekatan Tomahawk ke Moskow sekitar 35 menit, rudal balistik dari Kharkov akan mencapainya dalam 7-8 menit, dan itu akan memakan waktu 4-5 menit untuk cara ofensif hipersonik untuk melakukannya. Ini seperti pisau di tenggorokan. Saya tidak ragu bahwa mereka ingin menerapkan rencana ini," pungkasnya.