Perusahaan Ini Bisa Deteksi Karyawan yang Berpotensi Resign dari Tempat Kerja

JAKARTA – Sangfor Technologies, perusahaan teknologi yang berbasis di Shenzen, China dikabarkan mampu memantau aktivitas karyawannya. Sangfor menerapkan sebuah sistem yang bisa menilai karyawan yang berpotensi mengajukan pengunduran diri atau resign dari kantor.

Sistem memantau aktvitas online yang dilakukan para karyawan ketika bekerja di kantor. Dari situ data karyawan dikumpulkan dan bisa memprediksi karyawan mana saja yang bakal angkat kaki dari tempat kerja. Karenanya, Sangfor mendapat kecaman dari sejumlah pihak.

Firma analitik data Qichacha melaporkan bahwa Sangfor Technologies bisa mengawasi berbagai aktivitas karyawannya, termasuk mengecek situs lowongan kerja dan melihat surat lamaran yang dikirim via email.

Kemudian, sistem bakal menyusun daftar peringkat berisi nama karyawan yang berpeluang besar mengajukan resign. Qichacha mengungkapkan bahwa sistem tersebut dibuat langsung oleh perusahaan Sangfor Technologies sendiri.

Pada tahun 2018, pihak perusahaan sudah mengajukan paten sistem yang bisa membaca informasi yang dikirim karyawan ke media sosial, email, dan berbagai situs lowongan kerja.

Masalah ini terungkap ketika seorang mantan karyawan Sangfor Technologies mengaku telah dipecat oleh pihak perusahaan. Dia mencantumkan hasil screenshot yang diduga berasal dari sistem analisis pengunduran diri yang dipakai di Sangfor.

“Bos saya mengatakan dia tahu persis apa yang saya lakukan selama jam kerja,” imbuh mantan pekerja di Sangfor Technologies, lewat unggahan di media sosial MaiMai.

Selama tahun 2021, pihak Sangfor Technologies tidak mau mengomentari masalah tersebut. Hingga saat ini, mereka juga belum menyampaikan pernyataan resminya. Kendati demikian, kasus serupa tidak hanya terjadi di Sangfor Technologies saja. Kejadian yang sama dialami oleh beberapa mantan karyawan yang berkerja di sejumlah perusahaan di China.

Media sosial Weibo sempat diramaikan tagar “jangan pernah mengirim lamaran kerja menggunakan WiFi kantor”. Tagar tersebut mendapat respon dari 1,3 juta pengguna medsos Weibo, sebagaimana yang dilansir dari Insider.