Microsoft Tutup Metaverse-nya karena Kasus Pelecehan Seksual Masih Menjadi Mimpi Buruk
JAKARTA - Kasus pelecehan seksual yang dialami pengguna metaverse masih membekas diingatan semua orang, tak terkecuali Microsoft. Perusahaan kini membuat kebijakan baru pada dunia virtual-nya, AltspaceVR.
AltspaceVR, platform dunia maya sosial yang diakuisisi oleh Microsoft pada 2017, membuat perubahan untuk melindungi pengunjung. Beberapa dari perubahan itu termasuk mematikan ruang publik yang telah digunakan platform sebagai area umum selama bertahun-tahun.
Langkah Microsoft dikatakan guna mengekang kekhawatiran pelecehan di VR. Ini cukup mengkhawatirkan, karena semakin banyak perusahaan membuka ruang sosial yang lebih besar dalam mengejar metaverse.
"Seiring platform seperti AltspaceVR berkembang, penting bagi kami untuk melihat pengalaman yang ada dan mengevaluasi apakah mereka cukup melayani kebutuhan pelanggan saat ini dan di masa depan," ungkap Pimpinan Upaya Realitas Campuran Microsoft, Alex Kipman.
"Ini termasuk membantu orang terhubung lebih baik dengan mereka yang memiliki minat yang sama sambil juga memastikan ruang yang mereka akses aman dari perilaku dan pelecehan yang tidak pantas," imbuhnya.
Baca juga:
- Pertemuan Menteri Uni Eropa Sepakat Bangun Konstelasi Satelit Demi Kedaulatan Teknologi
- VW Memperkirakan Teknologi Mobil Otonom Terus Berkembang dalam 25 Tahun ke Depan
- Teknologi Pelacakan Iklan Google Akan Tetap Hidup Hingga 2024, Ini Alasannya
- Spotify Akuisisi Podsights dan Chartable untuk Lebih Efektif dalam Penetrasi Iklan
Diwartakan CNET, Kamis, 17 Februari, dengan adanya penutupan ruang publik, AltspaceVR menghapus semua hub ruang sosial yang dihostingnya, termasuk ruang Campfire, News, dan Entertainment Commons.
Jadi saat ini, pengguna hanya bisa berfokus pada suatu acara yang diselenggarakan. Ruang publik lain bisa tetap ada, tetapi harus diciptakan oleh orang lain.
Untuk menggunakan AltspaceVR, pengguna memerlukan akun Microsoft untuk login. Pengguna juga dapat menautkan ke pengaturan Keamanan Keluarga Microsoft untuk menyetujui atau membatasi anak-anak berusia di atas 13 tahu, yang mungkin menggunakan aplikasi tersebut.
Sementara itu, Meta masih belum menerapkan pengaturan keamanan keluarga ke akun VR-nya, meskipun banyak anak sudah menggunakan headset Quest 2.