Teknologi Pelacakan Iklan Google Akan Tetap Hidup Hingga 2024, Ini Alasannya
Google akan tetap menghidupkan fitur pelacakan iklan dua tahun ke depan. (foto; dok. Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Google Alphabet Inc pada Rabu, 16 Februari  mengatakan bahwa teknologi pelacakan pada ponsel Android yang diandalkan oleh pengiklan, akan tetap hidup selama minimal dua tahun ke depan. Hal ini untuk meredakan spekulasi tentang rencana mereka, setelah Apple Inc menolak iklan industri dengan membatasi alat serupa.

Google mengatakan akan memberikan "pemberitahuan substansial" sebelum menghentikan apa yang dikenal sebagai AdId. Tapi mereka akan segera mulai mencari umpan balik tentang alternatif yang diusulkan, yang menurut Google bertujuan untuk lebih melindungi privasi pengguna dan mengekang pengawasan rahasia.

Pengiklan, pembuat aplikasi, dan ratusan perusahaan teknologi iklan kecil mengharapkan perubahan pada AdId setelah Apple, pada  April tahun lalu memaksa pembuat perangkat lunak untuk meminta izin para pengguna dalam melacak perilaku di beberapa aplikasi melalui alat yang sebanding, yang disebut IDFA.

Pemilik Facebook, Meta Platforms Inc.,  mengatakan bulan ini mereka memperkirakan akan kehilangan 10 miliar dolar AS dalam penjualan iklan tahun ini karena perubahan kebijakan Apple itu.

Menurut laporan Reuters, IDFA dan AdId selama ini membantu dalam menentukan iklan yang relevan dan mengidentifikasi pembelian selanjutnya. Namun karena pengguna menolak pelacakan, maka pengiklan memangkas pengeluaran. Inilah yang membuat pendapatan Google dan Facebook mengalami penurunan pada tahun 2021.

Google dan Apple, yang terus bersaing dalam membuat sistem operasi yang digunakan di sebagian besar ponsel cerdas dan tablet dunia, telah menghadapi tekanan selama beberapa tahun terakhir dari regulator dan undang-undang baru untuk memberi pengguna kontrol lebih besar atas pengumpulan data aplikasi.

Google mengatakan akan bekerja dengan pembuat aplikasi seperti Snap Inc dan Activision Blizzard Inc untuk merancang alat yang mendukung penargetan iklan dan mencatat klik sambil membatasi akses ke informasi pribadi.

Langkah sebelumnya yang dilakukan oleh Google dalam menghilangkan teknologi pelacakan di browser Chrome-nya pada akhir 2023, membuat beberapa pesaing teknologi iklan perusahaan mengeluh kepada otoritas persaingan.

Pekan lalu, Google menyelesaikan kesepakatan agar regulator antimonopoli Inggris memantau proyek Chrome. Google mengatakan akan menerapkan prinsip-prinsip perjanjian, termasuk memperlakukan dirinya sendiri sama seperti kompetitornya di platform Android.