JAKARTA - Google, yang dimiliki oleh Alphabet’s, mendapat keluhan dari grup advokasi Austria, NOYB, pada Kamis 13 Juni karena diduga melacak pengguna melalui peramban web Chrome mereka. Isu ini sudah menjadi perhatian regulator antitrust Uni Eropa.
Raksasa teknologi AS ini sedang dalam proses menghentikan penggunaan cookie pihak ketiga yang digunakan pengiklan untuk melacak konsumen dalam upaya melindungi privasi konsumen. Google telah memperkenalkan seperangkat alat yang disebut Privacy Sandbox untuk memblokir teknik pelacakan terselubung dan membatasi pembagian data dengan pihak ketiga, sementara pengembang dan penerbit dapat mengukur iklan tanpa melacak pengguna individu.
Pengguna Chrome ditanya apakah mereka ingin mengaktifkan fitur privasi iklan atau tidak untuk mencegah pelacakan. NOYB (none of your business) mengatakan bahwa fitur ini memungkinkan Google melacak pengguna di dalam peramban, dan bahwa perusahaan harus terlebih dahulu mencari persetujuan pengguna seperti yang dipersyaratkan oleh aturan privasi Uni Eropa.
BACA JUGA:
“Orang-orang berpikir mereka setuju dengan fitur privasi, tetapi ditipu untuk menerima pelacakan iklan pihak pertama Google. Persetujuan harus diberikan dengan cara yang jelas, transparan, dan adil untuk menjadi legal. Google telah melakukan hal yang persis sebaliknya,” kata pendiri NOYB, Max Schrems, dalam pernyataannya.
Grup ini pada Kamis mengajukan keluhan kepada otoritas perlindungan data Austria. NOYB telah mengajukan banyak keluhan kepada pengawas privasi EU dan nasional terhadap perusahaan teknologi besar karena diduga melanggar privasi.