Krisis Politik Libya, Perdana Menteri Abdulhamid al-Dbeibah Selamat dari Berondongan Tembakan

JAKARTA - Perdana Menteri Libya Abdulhamid al-Dbeibah lolos tanpa cedera ketika tembakan mengenai mobilnya Kamis pagi, sebuah sumber yang dekat dengannya mengatakan, menyebutnya sebagai upaya pembunuhan yang jelas, di tengah perselisihan faksi yang intens atas kendali pemerintah.

Sumber itu, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan Dbeibah telah kembali ke rumah ketika tembakan dilepaskan dari kendaraan lain yang melarikan diri, dan insiden itu telah dirujuk ke jaksa agung untuk penyelidikan, melansir Reuters 10 Februari.

Upaya seperti itu, jika dikonfirmasi, akan memperburuk krisis kendali atas Libya, di mana Dbeibah mengatakan dia akan mengabaikan pemungutan suara yang dijadwalkan oleh parlemen yang berbasis di timur pada Hari Kamis, untuk menggantikan dirinya.

Dbeibah dilantik pada Bulan Maret sebagai kepala Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) yang didukung PBB, yang dimaksudkan untuk mengawasi persiapan pemilihan pada Bulan Desember.

Faksi-faksi saingan telah berebut posisi setelah proses pemilihan berantakan di tengah perselisihan tentang aturan, seperti legitimasi pencalonan Dbeibah sendiri sebagai presiden setelah dia berjanji untuk tidak mencalonkan diri.

Parlemen, yang sebagian besar mendukung pasukan timur selama perang saudara, telah menyatakan GNU tidak sah dan akan mengadakan pemungutan suara pada Hari Kamis, untuk menunjuk perdana menteri baru untuk membentuk pemerintahan lain.

Namun, penasihat Libya PBB dan negara-negara Barat mengatakan mereka terus mengakui GNU, mendesak lembaga-lembaga politik Libya untuk fokus pada penyelenggaraan Pemilu.

Untuk diketahui, Parlemen Libya mengatakan minggu ini bahwa tidak ada pemilihan umum yang akan diadakan tahun ini.