Peringatkan Ancaman COVID-19 Belum Selesai, Dirjen WHO: Virus Ini akan Terus Berkembang

JAKARTA - Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa memperingatkan masih terlalu dini bagi negara-negara, untuk menyatakan kemenangan atas COVID-19 atau menghentikan upaya untuk menghentikan penularan.

"Masih terlalu dini bagi negara mana pun untuk menyerah atau menyatakan kemenangan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan, mengutip Reuters 2 Februari.

"Virus ini berbahaya, dan terus berkembang di depan mata kita sendiri," tegasnya.

Komentarnya muncul ketika Denmark pada Hari Selasa menjadi negara Uni Eropa pertama yang mencabut semua pembatasan COVID-19 domestiknya, meskipun ada rekor jumlah kasus varian Omicron yang lebih ringan, dengan sejumlah negara lain mempertimbangkan langkah serupa.

"Kami prihatin narasi telah berlaku di beberapa negara, karena vaksin dan karena penularan Omicron yang tinggi dan tingkat keparahan yang lebih rendah, mencegah penularan tidak mungkin lagi, dan tidak lagi diperlukan," jelas Dr. Tedros.

"Tidak ada yang lebih jauh dari kebenaran," katanya, menekankan "lebih banyak penularan COVID-19 berarti lebih banyak kematian".

Dr. Tedros menunjukkan sejak varian Omicron pertama kali terlihat di Afrika selatan 10 minggu lalu, hampir 90 juta kasus telah dilaporkan ke WHO, lebih banyak dari pada tahun 2020.

Dan sementara varian COVID-19 baru diketahui lebih ringan, dia menekankan "kita sekarang mulai melihat peningkatan kematian yang sangat mengkhawatirkan di sebagian besar wilayah di dunia."

Dirjen WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Wikimedia Commons/ITU Pictures)

Sangat penting, katanya, untuk terus berupaya menghentikan penularan virus.

"Kami tidak menyerukan negara mana pun untuk kembali ke apa yang disebut penguncian," tegas Tedros, seraya menambahkan "kami menyerukan semua negara untuk melindungi orang-orang mereka menggunakan setiap alat di toolkit, bukan vaksin saja."

Dalam kesempatan yang sama, Pemimpin WHO menekankan perlunya untuk terus melacak varian yang muncul, termasuk sub-garis keturunan Omicron BA.2.

"Virus ini akan terus berkembang, itulah sebabnya kami meminta negara-negara untuk melanjutkan pengujian, pengawasan, dan pengurutan. Kita tidak bisa melawan virus ini jika kita tidak tahu apa yang dilakukannya," pesannya.

Sementar itu, Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, mengatakan pada Selasa, "Kami mendesak agar berhati-hati karena banyak negara belum melewati puncak Omicron. Banyak negara memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang rendah dengan individu yang sangat rentan dalam populasi mereka."

"Jadi sekarang bukan saatnya mengangkat semuanya sekaligus. Kami selalu mengimbau, selalu berhati-hati, baik dalam menerapkan intervensi maupun mencabut intervensi tersebut secara mantap dan perlahan, sepotong demi sepotong. Karena virus ini cukup dinamis," tambah Kerkhove.

Adapun direktur program kedaruratan kesehatan WHO Mike Ryan mendesak negara-negara, untuk memetakan jalan mereka sendiri keluar dari pandemi dan tidak secara membabi buta mengikuti orang lain dalam langkah-langkah santai.

Ryan mengatakan dia khawatir tekanan politik dapat menyebabkan beberapa negara membuka diri sebelum waktunya, yang menyebabkan penularan virus dan kematian yang tidak perlu.

"Saya pikir ini adalah fase transisi bagi banyak negara, tidak setiap negara dalam situasi yang sama. Negara-negara yang membuat keputusan untuk membuka diri secara lebih luas, juga perlu memastikan kapasitas untuk memperkenalkan kembali langkah-langkah, dengan penerimaan masyarakat, jika diperlukan," ungkapnya.

"Jadi seolah-olah kita membuka pintu dengan cepat, sebaiknya Anda juga bisa menutupnya dengan sangat cepat juga," pungkas Ryan.