Astra dan Konglomerat Martua Sitorus Semakin Memacu Bisnis Jalan Tol, Mau Kejar Pemain Lama seperti Anthony Salim, Jusuf Hamka, hingga Keluarga Bosowa

JAKARTA - Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengumumkan sebuah hal yang membawa peta persaingan bisnis tol oleh konglomerat di Indonesia semakin ketat. Pengusaha swasta semakin mengambil peran dalam proyek-proyek jalan bebas hambatan tersebut.

Adalah proyek jalan tol Sentul Selatan-Karawang Barat menjadi entitas terbaru yang akan diperebutkan. Jalan tol sepanjang 61,5 kilometer di Timur Jakarta itu diperkirakan akan menyerap investasi Rp15,37 triliun. Lelang prakualifikasinya dilakukan dalam periode 26 Januari 2022 hingga 4 April 2022.

"Pendaftaran Prakualifikasi hanya dapat dilakukan oleh Direktur Utama Perusahaan atau pihak yang dikuasakan oleh Direktur Utama dengan melampirkan Surat Kuasa," tulis Panitia Lelang dari BPJT dalam pengumumannya, pada Selasa 25 Januari.

Kondisi yang membuat ruas tol ini menarik adalah jalan bebas hambatan ini diusulkan oleh anak usaha Astra Group, PT Pama Persada Nusantara. Jalan ini melengkapi usulan lainnya dari Astra, yakni Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung. Jalan tol ini membutuhkan investasi Rp8,95 triliun dengan panjang ruas 31,1 kilometer.

Tol penghubung sisi Timur Jakarta ini menjadi incaran banyak investor tol karena mampu menghubungkan hingga ke Serpong. Akan tetapi, Astra berpeluang mengambil ruas ini karena memiliki hak sebagai pengusul dengan penyamaan tawaran kepada pemenang atau right to match.

Astra sendiri menggabungkan lini jalan tolnya ke dalam satu entitas dengan penyebutan Astra Infra. Sub holding itu telah memiliki sejumlah konsesi strategis seperti Tol Tangerang-Merak, JORR I Ulujami-Kebon Jeruk, Cikopo-Palimanan, Semarang-Solo, Jombang-Mojokerto, Pandaan-Malang dan Kunciran-Serpong.

Saat ini Astra Infra telah berkontribusi di infrastruktur jalan tol dengan total panjang 396 km dan merupakan pemain tol swasta terbesar di Indonesia. Sedangkan pekan lalu, Astra Infra baru saja menyelesaikan akuisisi 49 persen saham ruas Tol Pandaan-Malang.

Dalam pernyataan tertulisnya, manajemen Astra Infra menyatakan ingin konsisten dengan komitmennya untuk mendukung kemajuan infrastruktur bangsa. Setelah akuisisi, penguasaan perusahaan di jalan tol menjadi total panjang 396 Km.

"Memperkuat portofolio bisnis jalan tol dengan berinvestasi pada Ruas Tol Pandaan-Malang merupakan salah satu wujud ikhtiar Astra Infra di tahun 2021 untuk terus bertumbuh dan berkontribusi di tengah pandemi," jelas manajemen Astra Infra.

Semen milik konglomerat Martua Sitorus gencar digunakan di tol

Saat Astra terus memperluas portofolio tolnya, langkah yang sama dilakukan oleh konglomerat Martua Sitorus. Salah satu crazy rich Indonesia versi Forbes itu terus juga memastikan produk pabrik semennya terserap dengan ekspansi tol yang dilakukan.

Martua melalui Gama Group memenangkan ruas tol Yogjakarta-Solo sepanjang lebih dari 91 kilometer. Gama bersama PT Daya Mulia Turangga (DMT) memiliki 51 persen saham. Sisanya dimiliki Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) masing-masing 25 persen dan 24 persen.

Saham perusahaan konstruksi ini berpeluang direbut Gama karena biasanya setelah pembangunan selesai akan dijual oleh pemegang saham. Martua kemudian juga memenangkan ruas tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap sepanjang 206 kilometer. Tol ini membutuhkan investasi bertahap dengan total Rp56 triliun.

Adapun, di dalam konsorsium tersebut juga terdapat PT Daya Mulia Turangga - PT Gama Group - PT Jasa Sarana (27,5 persen), PT PP (Persero) Tbk. (10 persen), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (20 persen), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (10 persen).

Ekspansi dari Astra dan Martua Sotirus membawa pelaku swasta yang berbisnis tol semakin beragam. Mereka bakal sersaing dengan kelompok Salim melalui PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), Keluarga Jusuf Hamka si Raja Tol Dalam Kota dan Keluarga Bosowa di Indonesia Timur.