Saat Formula E Belum Dapat Sponsor meski Februari Sudah Harus Bangun Sirkuit

JAKARTA - Klaim Pemprov DKI tak akan lagi menggunakan APBD dan menggaet sponsor untuk menyelenggarakan Formula E membuat DPRD penasaran. Kemarin, Komisi B DPRD DKI memanggil jajaran BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk meminta kepastian pendanaan Formula E.

Dalam rapat kerja tersebut, Managing Director Formula E PT Jakpro, Gunung Kartiko menjelaskan bahwa saat ini sedang dalam proses pemilihan tender kontraktor untuk pembangunan.

Meskipun, lelang tender pembangunan sirkuit dinyatakan gagal pada situs e-procurement Jakpro, ditargetkan pada awal Februari pemenang tender sudah ditetapkan, sehingga pembangunan sirkuit langsung dilakukan.

"InsyaAllah awal Februari sudah ada pemenang dan sudah mulai berjalan. Target kami adalah tiga bulan. Jadi Februari, Maret, April, diharapkan selesai dan pelaksanaan tetap di bulan Juni," tutur Gunung.

Gunung menjelaskan penyelenggaraan Formula membutuhkan biaya Rp150 miliar. Sebagian anggaran sudah dipakai untuk pembelian alat untuk kebutuhan konstruksi pembangunan trek.

"Dana pembangunan trek secara total itu sekitar Rp150 miliar. Sebagiannya sekitar Rp70 miliar sudah dipakai membeli perlengkapan trek sejak tahun 2019," ujar Gunung.

DPRD kembali bertanya soal rencana yang akan dilakukan Jakpro untuk menutup kebutuhan biaya penyelenggaraan. Gunung menjawab, dana ini akan didapatkan dari pihak sponsor.

Namun, “anak buah” Gubernur DKI Anies Baswedan itu mengaku bahwa saat ini dana sponsor untuk menutupi kekurangan biaya gelaran Formula E belum masuk. Dia juga mengaku belum ada perjanjian sponsorship yang sudah dilakukan secara resmi.

"Kita akan tutup rencananya dari sponsorship dan partnership. Jadi, sponsorship belum secara resmi kita open. Tapi, secara verbal secara pendekatan networking yang berminat, walaupun belum bisa kita declare (umumkan) di sini, karena belum ada hitam di atas putih," jelas Gunung.

Anggoat Komisi B DPRD DKI Manuarai Siahaan menanggapi penjelasan Gunung. Dia mengaku heran karena ternyata belum ada dana yang didapatkan dari pihak sponsor. Padahal, dana tersebut dibutuhkan untuk membayar kontrak pengerjaan sirkuit kepada perusahaan pemenang tender.

"Tadi saya bertanya, uangnya udah masuk belum? Bapak bilang belum. Minggu depan bapak tetapkan pemenang pelaksanaan konstruksi trek, tapi uangnya belum tersedia. Saya tanya sekali lagi, bapak jangan salah jawab. Tidak boleh tanda tangan kontrak perjanjian kalau uangnya tidak tersedia, Pak. Tolong luruskan," ungkap Manuara.

Gunung menjawab, untuk sementara ini, Jakpro memiliki dana talangan sebesar Rp50 miliar yang bersumber dari dana korporasi mereka. "Jadi, dana korporasi ada secara cash," ucap Gunung.

"Jadi, saya pastikan uang sekitar Rp50 milar untuk bangun trek ada? Available, ya? Besok kita cek uangnya itu," tegas Manuara.