Akunnya Ditangguhkan Twitter, Konglomerat Salinas Justru Persoalkan Kebebasan Berekspresi
JAKARTA – Konglomerat asal Meksiko, Ricardo Salinas, yang bisnisnya mencakup ritel, perbankan, dan media, telah mengecam "penyensoran" yang selama ini dilakukan oleh Twitter Inc. Hal ini muncul, setelah akunnya baru-baru ini ditangguhkan karena melanggar kebijakan perilaku kasar di platform media sosial itu.
"Kebebasan berekspresi seharusnya tidak ada batasnya," kata Salinas dalam pesan video yang diposting pada Rabu malam, 18 Januari ke akun Twitter saluran televisi ADN 40, yang merupakan bagian dari kerajaan bisnisnya.
Dilaporkan oleh Reuters, Dalam video tersebut, dia menyebut langkah Twitter sebagai "penyensoran yang disayangkan" dan bersumpah untuk menggunakan platform lain untuk menyiarkan pesannya. Namun pihak Twitter sendiri tidak menagnggapi protes dari Salinas.
Baca juga:
- Harga Baby Doge Coin (BABYDOGE) Meroket Lagi Setelah Listing di CoinEx
- Microsoft Tingkatkan Keamanan Baru untuk Edge, Halau Serangan Zero Day
- Tahun Baru Imlek 2022, Gim Thetan Arena Dapat Update Besar-Besaran Mulai Rental Hero Hingga Staking THG
- Penjualan NFT di OpenSea Meroket Ke Angka Rp55 Triliun, Catat Rekor Baru!
Pekan lalu, Salinas, pemilik Grupo Elektra SAB yang mencakup Banco Azteca SA, terlibat perselisihan dengan jurnalis Meksiko, Denise Dresser, yang membuat komentar di Twitter tentang penampilannya yang menurut perusahaan telah melanggar aturannya.
Apa yang diungkapkan oleh Salinas ini tentu tidak sejalan dengan pendapat utama tentang kebebasan platform media sosial di beberapa negara. Pasalnya di Uni Eropa, Inggris, bahkan Amerika Serikat, twitter dan platform media sosial lain dituduh terlalu bebas dalam memberikan ruang kepada penggunanya dalam mengekspresikan diri. Ini membuat makin banyak konten hoaks dan rasis yang bermunculan sehingga malah membuat kekacauan.
Namun setelah muncul protes dari Salinas, akhirnya Twitter membuka gembok di akunnya. Salinas pun membuat cuitan dengan meme Terminator dan menganggap dirinya sebagai the Salinator. Ia menyebut jika akunnya digembok, lantaran terdapat sekelompok orang yang melaporkan dirinya ke Twitter karena melanggar kebijakan platform itu.
“Nah, kabar baiknya bahwa setelah mengajukan banding, platform Twitter menemukan bahwa laporan di akun saya adalah tindakan yang diatur oleh sekelompok cengeng dengan akun bot, jadi mereka mengembalikannya kepada saya secara utuh. Orang yang mengambil, bertahan, menjadi milikku,” begitu cuitan Salinas, pada 21 Januari pagi WIB.