JAKARTA - Elon Musk dilaporkan menangguhkan beberapa akun jurnalis di media sosial miliknya, Twitter. Banyak yang mengklaim, langkah ini menandai Musk mencegah kebebasan berbicara dengan menyensor pers di platformnya.
Akun jurnalis yang tiba-tiba ditangguhkan secara permanen itu milik Donie O'Sullivan dari CNN Internasional, Ryan Mac dari The New York Times, Drew Harwell dari The Washington Post, Micah Flee dari The Intercept, dan Steve Herman dari Voice of America (VoA).
Ada juga jurnalis independen Aaron Rupar, serta reporter Mashable Matt Binder dan jurnalis lain yang meliput Musk secara agresif dalam beberapa pekan terakhir.
Tidak jelas apa yang menyebabkan penangguhan akun massal ini. Belakangan Musk menjelaskan melalui Twitter-nya, yang mengklaim para jurnalis itu terlibat doxxing.
"Akun yang terlibat dalam doxxing menerima penangguhan sementara selama 7 hari," tweet Musk.
Doxxing mengacu pada praktik berbagi alamat rumah seseorang atau informasi pribadi lainnya secara online. Artinya, para jurnalis tersebut telah melanggar kebijakan keamanan Twitter yang membagikan lokasi secara langsung, meskipun mereka tidak melakukannya.
Melansir CNN Internasional, Sabtu, 17 Desember, larangan tersebut menimbulkan sejumlah pertanyaan tentang masa depan platform, yang telah disebut sebagai alun-alun kota digital. Dengan Musk menyensor jurnalis di Twitter, menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmen Musk terhadap kebebasan berbicara.
Menanggapi tindakan Musk dalam menangguhkan para jurnalis, wakil presiden Nilai dan Transparansi di Komisi Uni Eropa (UE), Vera Journova mengancam akan memberikan sanksi terhadap Twitter, mengutip Undang-Undang Layanan Digital (DSA) UE yang disahkan pada November dan akan mulai berlaku pada 2023.
BACA JUGA:
"Berita tentang penangguhan sewenang-wenang atas jurnalis di Twitter mengkhawatirkan. Undang-Undang Layanan Digital Uni Eropa mensyaratkan penghormatan terhadap kebebasan media dan hak-hak dasar. Ini diperkuat di bawah #MediaFreedomAct kami," tweet Journova.
News about arbitrary suspension of journalists on Twitter is worrying. EU’s Digital Services Act requires respect of media freedom and fundamental rights. This is reinforced under our #MediaFreedomAct. @elonmusk should be aware of that. There are red lines. And sanctions, soon.
— VÄ›ra Jourová (@VeraJourova) December 16, 2022
Salah satu tujuan inti DSA adalah untuk melindungi kebebasan berekspresi di dunia maya dan untuk memastikan syarat dan ketentuan platform jelas, dapat dipahami, dan transparan.
Pengguna juga memiliki hak untuk mengajukan keluhan dan ganti rugi terhadap keputusan moderasi konten. Platform daring yang tidak mematuhi tindakan ini dapat menghadapi hukuman di dalam UE, termasuk denda uang dan penangguhan layanan sementara.
Mengutip Mashable, penangguhan sewenang-wenang mengacu pada fakta tweet dari akun jurnalis yang ditangguhkan tidak melanggar kebijakan Twitter.
Binder (Mashable), mengatakan dia diskors pada Kamis malam setelah membagikan tweet tangkapan layar dari O'Sullivan (CNN) yang baru saja diskors.
Tangkapan layar itu adalah pernyataan resmi Los Angeles Police Department (LAPD) terkait insiden yang di-tweet Elon Musk tentang Rabu kemarin yang membuatnya menangguhkan ElonJet dan penciptanya Jack Sweeney.
"Saya tidak membagikan data lokasi apa pun, sesuai dengan ketentuan baru Twitter. tautan ke ElonJet atau akun pelacakan lokasi lainnya," tutur Binder.