11 Hewan Terinfeksi COVID-19, Hong Kong Perintahkan Pemusnahan 2.000 Hamster

JAKARTA - Hong Kong memperingatkan orang-orang untuk tidak mencium hewan peliharaan dan memerintahkan pemusnahan massal hamster pada Hari Selasa, yang membuat marah para pecinta hewan, setelah 11 hewan pengerat dinyatakan positif COVID-19.

Cluster virus corona baru-baru ini pada manusia yang dilacak ke pekerja toko hewan peliharaan, mendorong pemeriksaan pada ratusan hewan di wilayah yang dikuasai China, dengan 11 hamster ditemukan terinfeksi, kata para pejabat.

Menggemakan kebijakan tanpa toleransi China daratan, bahkan ketika sebagian besar dunia beralih ke hidup dengan COVID, Hong Kong memerintahkan 2.000 hamster 'secara manusiawi' dimusnahkan, denganan impor serta penjualan dihentikan.

Berbagai toko hewan peliharaan ditutup dan didesinfeksi di sekitar kota, sementara orang-orang dengan alat pelindung menjelajahi toko di jantung cluster di Distrik Causeway Bay yang ramai.

Masyarakat lokal yang tergabung dalam kelompok Prevention of Cruelty to Animals, yang menjalankan klinik hewan, mendesak untuk mempertimbangkan ulang keputusan ini.

"SPCA terkejut dan prihatin atas pengumuman pemerintah baru-baru ini tentang penanganan lebih dari 2.000 hewan kecil, yang tidak mempertimbangkan kesejahteraan hewan dan ikatan manusia-hewan," sebut mereka seperti mengutip Reuters 18 Januari.

Semnetara itu, Menteri Kesehatan Sophia Chan mengatakan pada konferensi pers, pihak berwenang bertindak untuk berhati-hati meskipun tidak ada bukti, hewan peliharaan dapat menginfeksi manusia.

"Pemilik hewan peliharaan harus menjaga praktik kebersihan yang baik, termasuk mencuci tangan setelah menyentuh hewan, menangani makanan atau barang lainnya, dan menghindari mencium hewan," kata Direktur Departemen Pertanian, Perikanan dan Konservasi Leung Siu-fai Leung kepada wartawan.

Leung mengatakan, hamster Hong Kong harus dimusnahkan karena tidak mungkin untuk dikarantina dan diamati masing-masing. Pembeli hamster setelah 22 Desember 2021 harus menyerahkannya kepada pihak berwenang untuk dimusnahkan dan tidak meninggalkannya di jalanan, tambahnya.

Sebuah hotline untuk pertanyaan sedang disiapkan, sementara sekitar 150 pelanggan toko hewan peliharaan akan dikarantina, kata para pejabat.

Ilustrasi hamster. (Wikimedia Commons/뭘로할까)

Untuk diketahui, Hong Kong juga telah menguji kelinci dan chinchilla tetapi hanya hamster yang positif. Semuanya diimpor dari Belanda, menurut penyiar lokal RTHK. Di luar Hong Kong, kasus virus corona juga ditemukan pada anjing dan kucing, meskipun para ilmuwan mengatakan tidak ada bukti bahwa hewan memainkan peran utama dalam penularan pada manusia.

September lalu, tiga kucing peliharaan yang dites positif terkena virus corona ditempatkan di kota Harbin di China, menimbulkan reaksi media sosial.

Di tempat lain, Denmark memusnahkan jutaan cerpelai pada tahun 2020 untuk mengekang mutasi COVID-19. Sementara beberapa wilayah Rusia telah menginokulasi hewan terhadap COVID-19, setelah Moskow mengatakan telah mendaftarkan vaksin pertama di dunia untuk hewan setelah tes dengan anjing, kucing, rubah dan cerpelai.

Nikolaus Osterrieder, dekan dari Jockey Club College of Veterinary Medicine and Life Sciences di City University of Hong Kong menerangkan, rantai penularan dari manusia ke hewan ke manusia jarang terjadi tetapi memang terjadi seperti kasus cerpelai.

Ilustrasi hamster. (Unsplash/Jiří Suchý)

"Ini jelas merupakan tindakan drastis tetapi merupakan konsekuensi dari nol COVID (aturan). Hamster sangat rentan terhadap SARS-CoV-2 dan dapat menghasilkan virus dalam jumlah besar," jelasnya mengenai langkah yang diambil Hong Kong.

Terpisah, Global welfare group World Animal Protection mengatakan tindakan itu terlalu dini. "Pemusnahan hewan harus selalu menjadi pilihan terakhir dan kami mendorong pemerintah untuk mengeksplorasi opsi lain, seperti karantina, terlebih dahulu," ujar kepala penelitian Jan Schmidt-Burbach.

Setelah tiga bulan tanpa transmisi lokal, Hong Kong telah melihat lusinan kasus virus corona baru pada manusia tahun ini, memicu pembatasan baru pada penerbangan dan kehidupan sosial.

Ribuan orang telah dikirim ke fasilitas karantina darurat pemerintah. Sebagian besar kasus baru adalah dari varietas Omicron baru yang sangat menular, meskipun kelompok yang dilacak ke pekerja toko hewan peliharaan adalah varian Delta.