Cerita Relawan Disuntik Vaksin COVID-19

BANDUNG - Hendri Lesmana (45) tak merasakan efek negatif di tubuhnya usai disuntik vaksin COVID-19. Calon vaksin ini sedang diuji klinis dengan disuntikkan ke para relawan.  

“Saat ini tidak ada reaksi apa pun. Efek yang dirasakan nggak ada juga,” kata Hendri, relawan vaksin COVID-19, Jumat, 28 Agustus. 

Usai disuntik, Hendri diminta untuk melapor bila merasakan keluhan. Hendri ambil bagian menjadi relawan untuk uji klinis tahap ketiga calon vaksin COVID-19.

Tak ada aturan khusus yang diberlakukan bagi para relawan vaksin COVID-19. Pegawai swasta ini tetap bisa beraktivitas seperti biasa.

“Kita nggak ada pembatasan kalau untuk menjalani aktivitas, nggak ada juga dokter khusus untuk konsultasi. Hanya diberi tahu jika ada keluhan yang dianggap kurang wajar, segera melaporkan kepada tim,” imbuhnya.

Keputusan Hendri menjadi relawan vaksin COVID-19 sempat ditolak keluarga. Hendri meyakinkan keluarga, uji klinis vaksin COVID-19 ini aman.

"Ada ketakutan dari keluarga, sebenarnya sih hanya karena kekurangan informasi, dipikirnya karena mau divaksin COVID nanti malah kena COVID. Padahal kan nggak seperti itu, padahal kayak vaksin biasa saja kayak imunisasi," paparnya.

Usai penyuntikan vaksin, relawan harus menjalani dua tahapan lagi dalam waktu dua pekan ke depan.

Relawan lainnya, Adi, juga tak mengalami gejala tertentu usai disuntik calon vaksin COVID-19. Adi memutuskan menjadi relawan karena ingin ikut berkontribusi dalam penanganan COVID-19.

“Alhamdulillah sampai saat ini nggak ada keluhan apa pun,” katanya.

Sebagai relawan calon vaksin COVID-19, Adi mengaku mendapatkan jaminan asuransi. Relawan juga diberikan uang transportasi.

Sebelumnya, Ketua Tim Riset Uji Klinis Fase III Vaksin COVID-19, Profesor Kusnandi Rusmil mengatakan perkiraaan 1-2 persen relawan yang mengalami dampak dari uji klinis usai penyuntikan. Dampak itu berupa bengkak di area bekas suntikan dan gejala demam.

Soal vaksin COVID-19, Presiden Jokowi menyebut vaksinasi terhadap masyarakat akan dilaksanakan mulai Januari 2021.

"Saya harapkan, insyaallah di bulan Januari kita sudah mulai vaksinasi," kata Jokowi Selasa, 25 Agustus.

Kepastian tersebut dikatakan Jokowi setelah Indonesia berhasil bekerja sama dengan negara lain seperti Uni Emirat Arab dan China. Dari kerja sama itu, eks Gubernur DKI Jakarta tersebut mengatakan, Indonesia telah mengantongi komitmen pengadaan 290 juta dosis vaksin yang diharapkan bisa diproduksi di Indonesia maupun di luar negeri.

Namun, sambil menunggu Januari 2021, Jokowi meminta masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan demi mencegah penularan COVID-19.