Pesan Vaksin China, Satgas COVID-19 Tak Persoalkan Jika Jenis Virusnya Beda

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengaku tidak mempermasalahkan jika jenis virus corona yang menular di Indonesia berbeda, di saat pemerintah sudah memesan 340 juta dosis vaksin dari China.

Kata Wiku, bila strain atau jenis mutasi virus pada COVID-19 Indonesia berbeda dengan yang ada di China, vaksinnya masih bisa digunakan untuk masyarakat.

"Tidak serta-merta jika strainnya berbeda-beda, maka vaksinnya terus tidak efektif," kata Wiku dalam siaran langsung konferensi pers di akun Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 24 Agustus.

Wiku menyebut, manuver pemerintah memborong jatah vaksin yang akan diproduksi perusahaan farmasi China, Sinovac Biotech, diklaim sebagai upaya melindungi masyarakat Indonesia agar penularan COVID-19 bisa ditekan.

"Kita harus mampu menyediakan perlindungan kepada masyarakat, dalam konteks ini vaksin yang pada saat yang bersamaan pemerintah Indonesia melalui konsorsium yang ada juga mengembangkan vaksin sendiri," jelas Wiku. 

Wiku memprediksi pengembangan vaksin merah putih oleh Lembaga Bio Molekuler Eijkman dan PT Biofarma, proses uji klinis hingga diproduksi massal membutuhkan waktu yang cukup lama.

Dengan begitu, ketika hasil pengembangan vaksin dalam negeri masih belum cukup tersedia untuk 267 juta masyarakat, pemerintah telah punya cadangan vaksin yang diborong dari luar negeri.

"Dengan kita sudah melaksanakan negosiasi (pemesanan vaksin) lebih awal, kita bisa memastikan akses tersebut jika (perhitungan vaksin dalam negeri) meleset," ungkap Wiku.

"Tentunya, kami selalu memonitor ketersediaan vaksin yang ada di pengembang-pengembang dunia, termasuk juga mendorong produksi vaksin merah putih dari konsorsium yang ada di Indonesia," tambah dia.