Harga Ehereum Diprediksi Bakal Sentuh 10.000 Dolar AS Pada Tahun 2022
JAKARTA – Cryptocurrency terbesar nomor dua, Ethereum memiliki performa kenaikan harga yang signifikan dalam 12 bulan terakhir. Meski demikian, gas fee atau biaya transaksi dalam jaringannya terlampau tinggi. Ini disayangkan banyak pengguna jaringan ETH.
Ini merupakan peluang besar bagi rival Ethereum seperti Avalanche (AVAX) dan Solana (SOL). AVAX dan SOL menjadi alternatif jaringan ETH, pasalnya kedua cryptocurrency tersebut menghadirkan biaya transaksi yang lebih rendah daripada Ethereum.
Dalam beberapa bulan terakhir harga SOL dan AVAX telah meroket dan mencatatkan harga tertinggi sepanjang masanya. Solana dan Avalanche memiliki pertumbuhan pesat penggunanya. Selain itu TVL (Total Value Locked) SOL dan AVAX juga berhasil melampaui ETH.
Walaupun kedua rival ETH itu telah mencuri perhatian berbagai kalangan, Ethereum tidak lama lagi akan mengalami perubahan mendasar dengan beralih ke konsensus proof of stake (PoS) dengan meluncurkan ETH 2.0 pada tahun 2022 mendatang.
Baca juga:
Menurut laporan InvestingCube, Ethereum akan berubah dari model proof-of-work (PoW) menjadi model proof-of-stake (PoS) pada tahun 2022, meningkatkan skalabilitas dan efisiensi energi. Sebagai bagian dari perpindahan ke proof of stake, jumlah token baru yang diterbitkan setiap tahun akan berkurang, yang berarti tokenomik jaringan akan menjadi deflasi. Selain itu, solusi penskalaan Layer-2 seperti Polygon (MATIC) dan Immutable-X (IMX) memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan skalabilitas Ethereum.
Ethereum memiliki utilitas yang terbilang banyak, termasuk untuk transaksi NFT, DeFi, dan GameFi. Hal ini mengundang sejumlah pemodal untuk menyntikkan dananya dalam pengembangan ketiga jenis dari industri kripto tersebut.
InvestingCube menilai Ethereum akan mengalami masa yang cerah pada tahun 2022. Dengan kenakan ETH hingga 430 prsen sepanjang tahun 2021 ini, ETH diprediksi akan mengulangi performa yang sama di tahun depan. Oleh karenanya, harga Ethereum diprediksi bisa tembus 10.000 dolar AS (sekitar Rp142.529.500) per koinnya pada 2022. Meski begitu, volatilitas akan tetap tinggi namun market kripto diperkirakan akan tumbuh lebih pesat lagi.