Bagikan:

JAKARTA - Harga emas dunia lagi-lagi mengalami kejatuhan menyusul aksi ambil untung usai sentuh level tertinggi sejak 10 Maret 2022. Kejatuhan ini didasari juga karena dolar Amerika Serikat menguat setelah data inflasi AS sesuai prediksi.

Mengutip Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 11,50 dolar AS atau 0,58 persen menjadi ditutup pada 1.986,20 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.005,50 dolar AS dan terendah di 1.984,20 dolar AS.

Emas berjangka terangkat 13,20 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.997,70 dolar AS pada Kamis (30/3/2023), setelah merosot 5,90 dolar AS atau 0,30 persen menjadi 1.984,50 dolar AS pada Rabu (29/3/2023), dan melonjak 19,70 dolar AS atau 1,01 persen menjadi 1.973,50 dolar AS pada Selasa (28/3/2023).

Untuk minggu ini, patokan kontrak berjangka emas juga jatuh 15,50 dolar AS atau 0,8 persen, dibandingkan dengan penyelesaian Jumat sebelumnya (24/3/2023) di 2.001,70 dolar AS. Namun demikian, emas menyelesaikan Maret 8,1 persen lebih tinggi dan naik 8,8 persen untuk kuartal pertama 2023.

“Ini adalah awal tahun yang sangat baik untuk emas dan gejolak perbankan Maret merupakan katalis lain yang sangat bullish untuk itu; sedemikian rupa sehingga hampir tidak mengembalikan keuntungan itu karena ekspektasi suku bunga hampir tidak bergeser kembali dan imbal hasil tetap lebih rendah,” kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA.

Dolar AS menguat pada perdagangan Jumat (31/3/2023) karena para pelaku pasar mencerna laporan inflasi utama AS, dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,35 persen menjadi 102,5107.

Data ekonomi yang dirilis Jumat (31/3/2023) beragam. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS tidak termasuk makanan dan energi naik 0,3 persen pada Februari. Angka itu di bawah perkiraan pasar 0,4 persen dan lebih rendah dari kenaikan Januari 0,5 persen.

Barometer Bisnis Chicago yang dirilis oleh Institute of Supply Management-Chicago naik tipis 0,2 poin menjadi 43,8 pada Maret, kenaikan pertama sejak Desember. Peningkatan tersebut tidak terduga dan juga lebih tinggi dari pembacaan 43 yang diperkirakan oleh para ekonom.

Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis Jumat (31/3/2023) oleh Survei Konsumen Universitas Michigan (UM) turun menjadi 62,0 pada survei Maret 2023, lebih rendah dari 67,0 pada Februari.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 16,70 sen atau 0,70 persen, menjadi ditutup pada 24,156 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terangkat 6,20 dolar AS atau 0,62 persen, menjadi menetap pada 1.003,10 dolar AS per ounce.