Investor Kawakan Lo Kheng Hong Bercerita 'Andalkan' Saham Anak Usaha Astra saat Krisis Ekonomi 1998, Dapat Untung Besar 6 Tahun Kemudian
JAKARTA - Investor kawakan Lo Kheng Hong bercerita mengapa dirinya tetap bertahan menggeluti pasar saham meski sempat dilanda krisis berkali-kali. Ia berbagi tips di mana kesabaran investor yang dijuluki Warren Buffet Indonesia itu mampu membuahkan hasil karena melalui investasi di saham, kekayaannya semakin bertambah.
Lo Kheng Hong, pada saat krisis di tahun 1998 silam, memilih menggelontorkan semua sisa uangnya ke satu saham. Yang jadi pilihannya adalah milik anak usaha Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR).
"Waktu 1998, jadi kalau pak Jos Parengkuan (pendiri Syaliendra Capital) katanya bangkrut, saya nyaris. Uang saya berkurang 85 persen, sisa 15 persen, waktu itu udah full time investor lagi. Punya istri, anak dua, saya enggak kerja lagi, akhirnya uang saya belikan UNTR," kata Lo Kheng Hong, di podcast SyailendraCapital, dikutip Senin 27 Desember.
Lo Kheng Hong melakukan hal itu karena harga saham UNTR anjlok ke Rp250. Padahal, saat itu laba usaha per saham Rp7.800.
Kendalanya saat itu, kata pria yang akrab disapa Pak Lo ini adalah, saham yang dibelinya mandeg di Rp400 dan tidak naik-naik lagi. Pak Lo kemudian mengambil untung setelah memegang saham UNTR selama enam tahun, dan menjualnya pada 2004, di harga Rp15.000.
"Ini juga masih awam, karena kan duit saya kecil kemudian jadi tiba-tiba jadi banyak. Saya mikir kalau duit saya hilang gimana, jadi saya jual," ujarnya.
Baca juga:
- Investor Kawakan Lo Kheng Hong Masih Jagokan Saham Perbankan, Batu Bara, dan CPO untuk 'Dimainkan' di 2022
- Investor Kawakan Lo Kheng Hong Pernah 'Sabar' saat Nyangkut di Saham BUMI Milik Konglomerat Aburizal Bakrie
- Investor Kawakan Lo Kheng Hong Ungkap 32 Tahun Lalu Dirinya Membeli Saham Tidak Punya Pengetahuan, Hanya Ikut-ikutan Saja
Lo Kheng Hong juga mengungkapkan, "yesterday is history, tomorrow is mistery". Krisis datang tidak ada yang tahu, baik 1998, 2008, dan 2020. Tapi, untuk antisipasi, Hong menghindari tidak mau berutang.
"Saya mending dorong uang saya 99 persen dibeliin saham, saya berani, tapi jangan suruh saya tambah utang. Karena ketika krisis datang saya nggak akan bisa bertahan. Kalau saya nggak berutang krisis sedalam apa pun saya bisa bertahan, saya pegang terus sahamnya, saya akan menunggu dia kembali naik lebih tinggi," ujarnya.