Bagikan:

JAKARTA - Investor kawakan Lo Kheng Hong menjagokan saham-saham perbankan konvensional, batu bara, dan CPO untuk 2022. Pak Lo, sapaan akrabnya, mengatakan tidak berminat mengoleksi saham-saham perbankan digital.

Pria yang disebut sebagai Warren Buffett versi Indonesia ini menilai, saham bank konvensional saat ini banyak yang menarik dengan nilai buku atau PBV (price to book value) di bawah 1 kali dan PER (price earning ratio) di bawah 10 kali.

Lo Kheng Hong menuturkan, kondisi saham bank konvensional tidak seperti bank-bank digital dengan valuasi sangat mahal, aset kecil, dan mungkin beberapa belum membukukan keuntungan.

"Saya sama sekali tidak tertarik di bank digital dan teknologi karena asetnya kecil dan valuasinya mahal sekali," kata Pak Lo dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2022, dikutip Selasa 21 Desember.

Pak Lo menyebut, dirinya menyukai bank dengan aset besar seperti Bank Danamon, Bank CIMB, dan Bank BNI yang saat ini sahamnya bervaluasi murah.

Walaupun ia sendiri tidak berminat mengoleksi saham bank digital, dia mengatakan suatu hari nanti juga bank konvensional akan menjadi bank digital juga. Bisnis bank sendiri menurutnya, masih merupakan bidang usaha yang baik yang setiap tahun akan bertumbuh.

Selain saham sektor bank konvensional, Pak Lo juga menjagokan saham komoditas seperti batu bara dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). Dia melihat saham batu bara saat ini banyak yang punya PE rendah di bawah 10 kali. Sedangkan saham CPO dinilai belum naik sebanyak kenaikan harga komoditasnya.

Pak Lo optimistis 2022 bakal lebih baik dibandingkan 2021, walaupun dia mengingatkan sebenarnya tahun yang paling baik adalah pada 2020. Dia mengingatkan bahwa investasi yang baik adalah invest in bad time and sell in good time.

"Karena kalau kita invest in bad time, ketika tahun lalu IHSG di 3.900 tentu keuntungan kita saat ini sudah berlipat-lipat. Tapi tentu saja, kita semua mengharapkan tahun 2022 menjadi tahun yang lebih baik," pungkas Lo Kheng Hong.