Bagikan:

JAKARTA - Investor kawakan Lo Kheng Hong mengaku punya jurus untuk mengatasi tantangan krisis seperti yang pernah terjadi pada 1998, 2008, dan 2020. Pria yang disebut sebagai Warren Buffett-nya Indonesia ini menyebut, krisis sebenarnya tak ada yang tahu karena masa lalu merupakan sejarah dan masa depan adalah misteri.

"Bahwa krisis itu datang tak ada yang tahu, baik itu saat 1998, 2008, atau 2020," ungkap Lo Kheng Hong dalam podcast SPOD yang disiarkan di akun YouTube Syailendra Capital, dikutip, Selasa 29 Maret.

Namun Lo Kheng Hong mengatakan bahwa dirinya punya kiat agar terhindar dari hantaman parah akibat krisis-krisis tersebut.

"Untuk mengantisipasi krisis itu supaya saya jangan terkapar ketika krisis, saya menghindari tidak mau berutang. Sampai sekarang saya tidak berani berutang," ungkapnya.

Menurut dia, dirinya lebih berani untuk menginvestasikan 99,99 persen uangnya di saham dan cukup memegang Rp100 juta untuk biaya hidup sebulan.

"Tapi jangan suruh saya tambah utang karena ketika krisis datang, saya enggak bisa bertahan," jelasnya.

Menurut Lo Kheng Hong, jika ada utang maka seorang investor bisa terpaksa menjual portofolionya demi menutupi kewajiban pembayaran saat krisis terjadi.

"Kalau enggak berutang, krisis sedalam apapun saya bisa bertahan, enggak ada yang bisa forced sell saya punya saham, kan saya pegang terus. Saya akan tunggu dia kembali naik lebih tinggi lagi. Antisipasi saya itu saja. Tidak ada seorang pun yang akan tahu apa yang akan terjadi hari esok. Untuk antisipasi itu maka saya tidak berutang. Jadi krisis kalau datang saya punya daya tahan kuat," papar Lo Kheng Hong.