Lindungi Warganya dari Varian Omicron Virus Corona, Singapura Berencana Wajibkan Dosis Booster

JAKARTA - Singapura sedang mempertimbangkan untuk mewajibkan penduduknya mendapatkan suntikan dosis booster, untuk memenuhi syarat sebagai divaksinasi penuh terhadap COVID-19, kata menteri kesehatannya pada Hari Selasa, di tengah usaha melindungi penduduknya dari varian Omicron virus corona.

Negara-kota berpenduduk 5,5 juta orang saat ini hanya mengizinkan mereka yang dihitung sebagai divaksinasi penuh, atau penerima dua suntikan, untuk memasuki mal atau makan di restoran atau di kios jajanan.

Sejauh ini, 87 persen penduduk Singapura telah menerima setidaknya dua suntikan dan 31 persen telah mendapatkan booster.

"Ini adalah sinyal yang jelas bahwa kita semua perlu menggunakan booster kita, karena dengan berkurangnya perlindungan, status vaksinasi penuh tidak dapat bertahan selamanya," jelas Menteri Kesehatan Ong Ye Kung saat konferensi pers, mengumumkan rencana booster, mengutip Reuters 15 Desember.

Singapura melaporkan 339 kasus virus corona baru pada Senin, paling sedikit sejak awal September. Sejauh ini tercatat 16 kasus varian Omicron, semua kecuali dua di antaranya diimpor.

Selain itu, Kementerian Kesehatan mengatakan akan mengizinkan hingga 50 persen pekerja, yang saat ini bekerja dari rumah, untuk kembali ke kantor mereka mulai 1 Januari.

Tapi, Singapura akan melarang karyawan yang tidak divaksinasi memasuki tempat kerja, kecuali mereka menjalani tes setiap kali.

Untuk diketahui, varian Omicron dilaporkan di lebih dari 60 negara, menimbulkan risiko global "sangat tinggi", dengan beberapa bukti bahwa ia menghindari perlindungan vaksin, tetapi data klinis tentang tingkat keparahannya terbatas, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).