WhatsApp dan iMessage Secara Sukarela Bagikan Data Pengguna ke FBI

JAKARTA - Sebuah dokumen Federal Bureau of Investigation (FBI) yang bocor menunjukkan data-data pengguna yang didapat dari dua aplikasi perpesanan WhatsApp dan iMessage.

Meskipun dua aplikasi ini terkadang berisi informasi sensitif yang ingin dirahasiakan pengguna, tetapi dengan mudahnya FBI mendapatkan informasi tersebut.

Laporan yang didapatkan dari Rolling Stone, dokumen yang bocor dari FBI tersebut merupakan layanan pemerintah berbasis intelijen dan keamanan domestik di Amerika Serikat (AS).

Mengutip Gizmochina, Jumat, 3 Desember, dokumen itu mengungkapkan bahwa WhatsApp milik Meta dan iMessage milik Apple memberikan informasi paling banyak kepada agensi, yang dapat diperoleh secara legal dari aplikasi perpesanan apa pun.

Sesuai dokumen, WhatsApp, iMessage, dan Line semuanya menawarkan konten pesan terbatas atas permintaan hukum dari FBI, sementara platform ini dengan sukarela menawarkan beberapa data.

Namun yang lain seperti Signal, Telegram, Threema, Viber, WeChat dan Wickr tidak mengungkapkan konten pesan apa pun kepada FBI. Pesan terbatas ini sejatinya hanya membagikan catatan pelanggan berdasarkan permintaan pengadilan. Itu artinya, FBI dapat mengambil data alamat dari target dan kontak mereka jika mereka memiliki surat perintah penggeledahan dari pengadilan.

Bahkan, mereka dapat melacak sumber dan tujuan pesan yang dikirim dari aplikasi juga. Artinya, jika pengguna telah menyimpan informasi kontak target, maka pengguna juga akan diintai oleh FBI. Ini bahkan lebih buruk untuk layanan iMessage.

Jika pengguna iMessage mencadangkan pesan mereka di iCloud, FBI bisa memiliki akses ke konten pesan yang sebenarnya, karena raksasa yang berbasis di Cupertino itu harus menyerahkan kunci enkripsi iCloud dengan surat perintah penggeledahan.