Polemik Fadli Zon Masih Panjang, Ditegur Gerindra Ditawari Bergabung Partai Ummat

JAKARTA - Polemik teguran Gerindra terhadap terhadap Fadli Zon yang menyindir Presiden Joko Widodo berbuntut panjang. Usai Gerindra menyentil Wakil Ketua Umum Gelora Fahri Hamzah lantaran membela Fadli, kini muncul tawaran Partai Ummat untuk anak buah Prabowo Subianto itu.

Partai Ummat membuka pintu untuk Fadli Zon bergabung dengan partainya. Juru bicara Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya menilai Fadli Zon membutuhkan tempat yang nyaman untuk memperjuangkan keadilan.

"Saya sangat memahami situasinya. Jadi, kalau Fadli Zon mau tempat yang nyaman untuk memperjuangkan keadilan serta melawan kezaliman, Partai Ummat-lah tempat yang pas saat ini," kata Mustofa, Jumat, 19 November.

Lagi-lagi, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah membela Fadli Zon. Dia menilai Wakil Ketua Umum Gerindra itu tak akan pindah partai.

"Mustahil pak Fadli pindah partai," kata Fahri Hamza, Sabtu, 20 November.

Fahri menyebut Fadli Zon merupakan salah satu orang yang ikut mendirikan Partai Gerindra. Selain itu, kata dia, mustahil Fadli Zon meninggalkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang merupakan sahabat terdekat Fadli Zon.

"Karena beliau adalah pendiri dan orang yang menemani pak Prabowo pada masa-masa sulit membangun pondasi perjuangan partai sejak awal," ucapnya.

Fadli Zon Lebih Cocok Gabung PKS daripada Partai Ummat

Menyoal tawaran itu, Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, pun memberi analisis untung rugi bagi Fadli Zon jika pindah dari Gerindra.

"Fadli Zon kalau pindah ke partai lain yang tak lolos ke Senayan rugi besar. Bisa tak jadi anggota dewan lagi yang secara otomatis Fadli Zon akan kehilangan 'pengaruhnya' sebagai pejabat publik," kata Adi, Sabtu, 20 November.

"Saat ini Fadli Zon fenomenal karena dia pejabat negara. Kalau sudah tak lagi pejabat, akan terasa hambar sikap kritisnya," sambungnya.

Sementara itu, Adi menilai Gerindra tidak akan terlalu rugi kehilangan Fadli Zon dari segi suara partai. Namun, satu hal yang pasti, menurutnya Gerindra akan kehilangan sosok kritis dan kontroversial.

"Sepertinya Gerindra tak rugi, karena di dapil Fadli Zon pemilih Gerindra masih solid. Cuma memang Gerindra bakal kehilangan sosoknya yang fenomenal kontroversial jika Fadli Zon out. Gerindra kehilangan sosok kritikus. Itu saja, kalau soal kursi saya kira basis Gerindra di dapil Fadli Zon masih kuat. Pahitnya, paling hanya Gerindra kehilangan satu kursi," jelasnya.

Adi menilai Fadli Zon dan Gerindra dalam situasi yang dilematis. Menurutnya, di satu sisi Fadli Zon tidak kuasa menahan untuk bersikap kritis, namun di sisi lain posisi Fadli Zon di Partai Gerindra memang penting.

"Di situlah dilematisnya. Satu sisi Fadli Zon orang penting di Gerindra tapi sisi lain sikap kritisnya tak bisa dibendung. Kalau terus menerus kritis bukan mustahil bakal ada yang usul Fadli di-PAW karena posisi Gerindra pasti tak nyaman ke pemerintah," katanya.

Jika terpaksa harus pindah partai, Adi menilai ada dua partai yang cocok dan menguntungkan Fadli Zon, yakni PKS dan PAN. Kedua partai tersebut memang memiliki dasar oposisi di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) tapi tetap merupakan partai besar.

"Saya kira Fadli Zon pantas nyari partai lain yang akidah politiknya sama bermazhab oposan macam PKS dan PAN. Dulu Fadli Zon bebas karena Gerindra oposisi, sekarang beda cerita ketika Gerindra di dalam tentu Fadli Zon sangat terbelenggu," terangnya.

"Dari pada berpolitik selalu tak enak hati, sikap kritis dibatasi partai yang jadi koalisi pemerintah, keluar jauh baik. Biar win-win solution. Gerindra plong karena tak ada lagi yang kritisi pemerintah, satu sisi lain Fadli bisa bebas kritik pemerintah," pungkas Adi.