Agar Dapat Gunakan Teknologi AS, Huawei Lisensikan Desain Ponsel ke Perusahaan Lain
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tampaknya tidak ingin menghapus aturan atau larangan dari mantan Presiden Donald Trump terhadap Huawei. Kini perusahaan asal China itu mengambil jalan bisnis lain.
Huawei berencana akan melisensikan desain ponselnya ke perusahaan lain, dalam upaya untuk menghindari pembatasan pembelian perangkat keras dan perangkat lunak buatan Amerika.
Laporan Bloomberg menyatakan, Huawei berencana untuk mulai melisensikan desainnya ke unit China Postal and Telecommunications Appliances Co. milik negara bernama Xnova, dan yang terakhir akan mencoba untuk membeli perangkat keras serta perangkat lunak penting yang tidak lagi diizinkan untuk diakuisisi.
Langkah Huawei ini akan menandai kelanjutan dari pengaturan yang ada di mana Xnova menjual ponsel Nova bermerek Huawei di toko online-nya, dengan satu-satunya perbedaan adalah bahwa Xnova sekarang dapat menggunakan mereknya sendiri.
Perusahaan lain yang akan segera menjual ponsel self-branded berdasarkan desain Huawei adalah produsen peralatan telekomunikasi TD Tech Ltd., tetapi kemitraan tersebut masih dinegosiasikan.
Sementara itu, para insinyur Huawei mengadaptasi desain ponsel untuk menggunakan chipset Qualcomm dan MediaTek, bukan yang dibuat oleh anak perusahaan Huawei, HiSilicon.
Kemungkinan, ini adalah satu-satunya cara bagi raksasa teknologi China untuk tetap berjaya di pasar ponsel. Tetapi, waktu akan memberi tahu apakah strategi ini akan menghasilkan hasil positif. Huawei sendiri berharap itu akan mengarah pada peningkatan penjualan tahun depan, mungkin sebanyak 30 juta unit di atas proyeksi saat ini.
Baca juga:
- Usai China, Giliran Sampah Antariksa Rusia Ancam Nyawa Tujuh Astronot di ISS
- Pengemudi Tesla Model Y Keluhkan Fitur FSD yang Tak Mampu Hindari Tabrakan
- Twitter Bakal Sediakan Akses API Gratis Secara Lebih Luas ke Pengembang Perangkat Lunak
- Telenor dan Google Cloud Bentuk Kemitraan untuk Sediakan Jaringan Digital Bagi Pelanggan
Mengutip TechSpot, Selasa, 16 November, bukan rahasia lagi bisnis Huawei telah mengalami sejumlah penurunan sebagai akibat dari sanksi AS. Lebih dari dua tahun telah berlalu sejak pemerintahan Donald Trump yang memasukkan raksasa teknologi China ke daftar hitam, dan sekarang tidak lagi menjadi salah satu produsen ponsel teratas di dunia.
Bahkan, tidak lagi menjadi salah satu dari lima vendor ponsel teratas di negara asalnya. Perusahaan telah mengambil langkah-langkah sulit dalam upaya untuk mengatasi badai.
Termasuk mengembangkan solusi teknologi untuk peternakan babi yang lebih efisien dan melepaskan sub merek Honor menjadi entitas terpisah, yang sekarang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan milik negara.
Sebelumnya Huawei juga hendak menjual unit bisnis servernya berdasarkan arsitektur x86. Unit servernya ini rencananya akan dijual kepada konsorsium yang setidaknya salah satu pembeli didukung oleh pemerintah.