Penjualan Motor dan Mobil di Indonesia Anjlok 90 Persen pada Kuartal II 2020
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi dan penjualan sektor otomotif Indonesia anjlok pada kuartal II 2020 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Penjualan mobil turun hampir 90 persen, sementara motor 80 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, produksi mobil turun cukup dalam, hanya 41.520 unit. Turun 87,34 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (quarter to quarter/qtq), sedangkan secara tahunan (yoy) turun 85,02 persen.
"Penjuakan mobil secara wholesale juga hanya mencapai 24.042 unit turun 89,85 persen qtq dan turun 89,44 persen ini akan pengaruh kepada perdaganagan dan konsumsi rumah tangga terutama kelas menengah atas," katanya, dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 5 Agustus.
Sementara itu, Suhariyanto mengatakan, penjualan sepeda motor secara wholesale juga mengalami penurunan mencapai 80,06 persen secara kuartalan dan 79,7 persen secara tahunan.
"Penjualannya hanya mencapai 313,625 unit," tuturnya.
Baca juga:
Menurut Suhariyanto, penurunan penjualan mobil dan sepeda motor tersebut terjadi akibat pandemi COVID-19. Selain itu, juga terjadi akibat penutupan gerai penjualan selama diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen akibat pandemi COVID-19. Jika dibandingkan secara tahunan, angka pertumbuhan ini mengalami kontraksi yang cukup hebat, pasalnya di kuartal II 2019 lalu pertumbuhan masih cukup baik yakni di angka 5,07 persen.
Suhariyanto menjelaskan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan harga konstan pada kuartal II 2020 sebesar Rp2.589,6 triliun.
"Kalau dibandingkan dengan kuartal I/2020, maka ekonomi Indonesia mengalami kontraksi minus 4,19 persen," tuturnya.