JAKARTA - Ganasnya efek pandemi COVID-19, juga merambat ke industri otomotif. Kabar cukup mengejutkan pun datang dari pabrikan mobil asal Jepang, Mitsubishi.
Dikutip dari Reuters, Selasa 28 Juli, perusahaan otomotif terbesar ke-6 Jepang ini menyatakan bahwa mereka bersiap untuk mengalami kerugian hingga 1,33 miliar dolar AS (Rp19,29 triliun, kurs Rp14.500 per dolar AS) pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2021.
Ini merupakan kerugian terbesar Mitsubishi sejak 18 tahun silam. Perusahaan pun melakukan upaya demi memangkas 20 persen biaya operasionalnya.
"Untuk membuka jalan menuju pemulihan, langkah utama yang akan dilakukan adalah semua eksekutif berbagi rasa krisis dengan karyawan dengan pengurangan biaya," ujar Chief Executive Mitsubishi, Takeo Kato.
Krisis akibat pandemi COVID-19 telah memperburuk usaha Mitsubishi untuk bertahan dalam perjuangan melawan penurunan penjualan di China dan Asia Tenggara, yang merupakan pasar terbesar atau penyumbang seperempat dari penjualan perusahaan otomotif tersebut.
Salah satu langkah yang akan dilakukan oleh Mitsubishi adalah menyuntik mati salah satu mobil andalan mereka yang ada di dalam lini penjualan, yakni SUV Mitsubishi Pajero.
SUV ini akan mulai berhenti diproduksi oleh Mitsubishi pada 2021 nanti.
Selain berhenti memproduksi Mitsubishi Pajero, perusahaan ini juga akan menutup salah satu pabrik mereka (Pajero Manufacturing) yang ada di Jepang. Ini dilakukan demi menghindari krisis ekonomi terparah yang mungkin saja bisa menghantam Mitsubishi pertama kalinya sejak hampir 20 tahun lalu.
BACA JUGA:
Dengan penutupan pabrik tersebut, produksi mobil Delica dan Outlander akan dipindahkan ke Okazaki Manufacturing, yang merupakan anak perusahaan Mitsubishi Motors yang berbasis di kota Okazaki, Prefektur Aichi, dan di tempat lain. Sementara sebagian karyawan yang jumlahnya sekitar 900 orang akan dipindahkan.
Pajero Manufacturing menjadi pabrik Mitsubishi Motors domestik pertama yang ditutup dalam kurun waktu 20 tahun.
Mitsubishi Motors bukan satu-satunya merek yang merasakan betul dampak pandemi COVID-19. Dua raksasa otomotif lainnya, Toyota dan Honda juga mengalami nasib yang kurang lebih sama.
Toyota Motor juga memutuskan untuk menutup pabrik perusahaan Higashi-Fuji di kota Susono di Prefektur Shizuoka akhir tahun ini. Sementara Honda Motor akan menutup pabriknya di kota Sayama, Prefektur Saitama pada tahun 2021.
Aksi tutup pabrik ramai-ramai ini bertujuan untuk mengurangi kapasitas produksi yang berlebihan. Pasalnya, pasar domestik Jepang dari sisi penjualan mobil baru memang menyusut tajam efek dari pandemi COVID-19.