JAKARTA - Dampak pandemi COVID-19 kepada perekonomian Indonesia begitu besar. Seluruh masyarakat dan berbagai sektor mengalami gejolak yang luar biasa. Apalagi, tidak ada kepastian kapan pandemi akan selesai.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, krisis 2020 ini berbeda dengan krisis yang sebelumnya pernah dilalui bangsa Indonesia. Sebab, meski belum tahu kapan pastinya akan terjadi, tetapi sudah diketahui bahwa krisis tersebut akan terjadi.
"Jadi krisis 2020 ini sangat berbeda. Pasalnya sudah hitung dampak terhadap perekonomian, namun kita bisa melihat tiap hari, tiap pekan saudara kita hidup makin susah, pengangguran meningkat," katanya, dalam diskusi virtual, Senin, 20 Juli.
Febrio juga mengatakan, pandemi ini juga berpengaruh besar kepada sektor dunia usaha. Apalagi, kata dia, saat pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang langsung memberi pengaruh pada penjualan yang mengalami penurunan.
Lebih lanjut, Febrio mengatakan, kondisi ini sangat penting untuk dipikirkan dan mencari cara bersama-sama membangun sebuah kebijakan yang mendukung dari seluruh aspek.
"Jadi pemerintah tidak bisa bekerja secara sendiri atau sepihak, melainkan perlu dukungan dari seluruh pemangku kepentingan lain," ucapnya.
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Negatif
Meski belum diumumkan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Febrio meyakini, pertumbuhan ekonomi kuartal II akan tumbuh negatif. Sebelumnya, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu mengestimasikan pertumbuhan ekonomi akan anjlok minus 4,3 persen.
BACA JUGA:
"Ini belum ada data resmi untuk kuartal II, kami sudah tahu pasti negatif," tuturnya.
Jika prediksi dari BKF ini benar, maka pada kuartal II 2020, ekonomi Indonesia akan anjlok sangat dalam. Sebab pada kuartal II 2019, ekonomi Indonesia masih berada di angka 5,05 persen.
Febrio mengatakan, prediksi pertumbuhan minus 4,3 persen ini juga di bawah kondisi pada kuartal I 2020. Saat itu, ketika negara lain sudah tumbuh negatif, Indonesia masih bisa tumbuh 2,97 persen.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga sudah menyampaikan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 berkisar minus 5,1 persen hingga minus 3,5 persen, dengan titik tengah minus 4,3 persen