Lahir di Kondisi Turbulensi Hebat Industri Penerbangan, Simak Keunikan Maskapai Super Air Jet
JAKARTA - Kehadiran maskapai Super Air Jet pada Maret 2021 seolah menjadi pendobrak pakem airlines yang ada saat ini. Pasalnya, perusahaan penerbangan besutan bos Lion Air Rusdi Kirana ini datang dengan penampilan dan ide bisnis yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Hal itu dapat dilihat dari periode kelahiran Super Air Jet di masa pademi COVID-19. Saat hampir seluruh perusahaan penerbangan mengalami masa ‘berdarah-darah’, Super Air Jet hadir sebagai maskapai baru yang menghiasi langit nusantara.
Terbaru, Super Air Jet hadir membuka rute penerbangan berjadwal Jakarta-Surabaya melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Juanda mulai 10 November 2021.
Lantas, apa saja keunikan airlines ini yang bisa membuatnya terus berekspansi di tengah situasi penuh tantangan? Berikut VOI rangkumkan untuk pembaca.
1. Masuk segmen LCC
Super Air Jet dengan tegas masuk ke dalam segmen low cost carrier (LCC) atau maskapai dengan tarif berbiaya rendah. Ini berarti harga tiket yang ditawarkan cukup murah dengan kompensasi penghapusan beberapa layanan penumpang, seperti tidak ada makan dan minum gratis, dan peniadaan fasilitas multimedia.
Meski demikian, pihak perusahaan memastikan bahwa aspek keamanan dan keselamatan penerbangan tidak masuk dalam skema pemangkasan biaya dan berada dalam kondisi layak sepenuhnya.
2. Bidik penumpang milenial
Dalam sebuah pernyataan resmi, Direktur Utama Super Jet Air Ari Azhari mengatakan bahwa perusahaannya memang mengkhususkan diri untuk membidik pangsa pasar kalangan muda.
“Super Air Jet didirikan atas dasar optimis bahwa peluang pasar khususnya kebutuhan penerbangan dalam negeri (domestik Indonesia) masih ada dan terbuka luas, ada permintaan yang sangat kuat dari masyarakat untuk perjalanan udara saat ini, terutama para milenial,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Baca juga:
3. Seragam awak kabin unik
Tidak seperti kebanyakan awak kabin maskapai lain yang cenderung mengenakan pakaian formal, punggawa Super Air Jet malah terkesan santai. Dengan menggunakan setelan coklat terang bak petualang Rob Bredl, crew pesawat seolah ingin menghadirkan suasana traveling serasa nyata.
Belum lagi padanan alas kaki bergaya sneakers yang terlihat begitu bersahabat dengan kalangan milenial. Strategi ini jelas membawa maskapai LCC Indonesia di level baru dalam hal strategi pemilihan bisnis.
4. Sewa pesawat ‘tarikan’ yang murah
Pada tengah tahun ini pengamat penerbangan Alvin Lie sempat bertutur kepada VOI terkait dengan strategi cerdas dibalik kelahiran Super Air Jet. Menurut dia, kejelian pengusaha untuk membeli atau mendatangkan pesawat dengan harga yang murah sangat mungkin dilakukan di masa pandemi.
“Kondisi COVID-19 yang terjadi membuat banyak airlines yang mengembalikan pesawat karena tidak bisa melanjutkan kontrak yang telah disepakati, atau bahkan ada juga yang tidak mampu membayar biaya sewa. Di sisi lain, perusahaan leasing pesawat juga perlu mencari penyewa atau pembeli baru. Keadaan ini yang dimanfaatkan Super Air Jet untuk mendatangkan armada dengan harga yang sangat atraktif,” kata dia.