Minta Menteri Terlibat Bisnis PCR Mundur, Jokowi Mania Pastikan Kawal Kasusnya

JAKARTA - Kelompok relawan pendukung Presiden Joko Widodo yang tergabung dalam Jokowi Mania (JoMan) menyoroti isu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir yang diduga terlibat dalam praktik bisnis polymerase chain reaction (RT-PCR).

JoMan mendesak menteri-menteri yang terlibat dalam pengadaan PCR itu mundur dari jabatannya. Pasalnya, dua menteri yang terlibat tersebut telah mengeruk keuntungan dari derita rakyat akibat wabah pandemi COVID-19.

Ketua JoMan Imanuel Ebenezer, menilai munculnya afiliasi nama sejumlah menteri dengan kepemilikan saham yayasan di GSI Lab sebagai pelaksana PCR jelas memalukan.

"Mereka ini sudah sangat kaya. Bisnis keluarganya ada dimana mana, sangat menggurita. Dari bisnis tambang, gas, minyak, kimia dan lain-lain," ujar Imanuel yang akrab disapa Noel di Jakarta, Kamis, 4 November.

Noel yang juga Ketua GP Mania itu menegaskan keterlibatan para pejabat di bisnis PCR ini tentu sangat memalukan. Sebab, orang kaya seperti mereka seharusnya mensubsidi obat, PCR dan alat kesehatan di Indonesia tetapi malah justru mencari keuntungan dari negara.

"Klarifikasi salah satu jubir yang menyebut hanya terlibat 10 persen saja dari pelaksana PCR jelas tidak masuk akal. Kalau iya, coba buka 90 persen lainnya siapa saja," sindir aktivis 98 ini.

Noel menyatakan, JoMan akan mengawal kasus keterlibatan para menteri terkait bisnis PCR ini ke penegakan hukum. Jangan sampai, kata Noel, mereka yang bersalah tapi justru merasa aman di posisi 'empuknya'.

"Kita sudah mengidentifikasi nama nama menteri yang terlibat. Sebenarnya sih sudah terang benderang dari pengakuan sang menteri yang awalnya di sanggah di media nasional," kata Noel.

Diketahui, nama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan sejumlah konglomerat perusahaan batu bara diduga terlibat dengan bisnis tes PCR yang menjadi salah satu alat untuk mendeteksi virus Corona atau COVID-19.

Nama Luhut dikaitkan dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI). Perusahaan ini mengklaim memiliki laboratorium terbesar dan tercepat dalam pelayanan tes PCR.

Sementara, Yayasan Adaro Bangun Negeri yang terafiliasi dengan PT Adaro Enegy Tbk (Tbk), perusahaan milik saudara kandung Menteri BUMN Erick Thohir, Boy Thohir menempati peringkat kedua. 

Terkait hal itu, Noel menyebut, investasi pengadaan bisa dicek melalui data impor dan faktur pajak perusahaan tersebut.

"Sedihnya lagi, banyak konglomerasi kaya terlibat dalam bisnis pengadaan ini. Harusnya dipublikasi segera berapa harga PCR ini di awal pandemi," tandas Noel.