Bagikan:

Setelah membahas bagaimana TikTok menjadi mesin uang lewat "Menghasilkan Uang dari TikTok"kurang lengkap bila tak menapaki jejak Charli D'Amelio sebagai ratu TikTok sejagat. Artikel pamungkas Tulisan Seri khas VOI edisi "Taktik Naik Panggung TikTok", bisakah sekarang meniru cara Charli menjadi selebritas TikTok tiga tahun lalu?

Charli D’Amelio adalah bintang TikTok paling bersinar di dunia. Gadis kelahiran 1 Mei 2004 menjadi salah satu bintang TikTok dengan pengikut terbanyak. Pengikutnya mencapai 111,6 juta. Hampir setara dengan setengah populasi negara Indonesia. Charly D’Amelio pun dijuluki Ratu TikTok dunia. Yang paling menarik, ia mulai menguasai pasar anak muda dengan sejumlah endorsement dan kerja sama. Pertanyaannya, mengapa gadis yang baru hendak merayakan sweet seventeen ini bisa begitu terkenal. Apakah caranya masih relevan untuk bisa ditiru para tiktokers lain yang baru mulai saat ini?

Charli Grace D'Amelio lahir di negara bagian Connecticut, Amerika Serikat (AS). Sebagai anak bungsu dari dua bersaudara, Charli D’Amelio begitu berbakat dalam menari. Bakat menari itu kemudian membawa Charli D;Amelio ikut dalam berbagai macam kompetisi. Akan tetapi, hasilnya tak begitu memuaskan. Semua berubah ketika pada 2018, Charli D’Amelio yang masih berusia 14 tahun mengunggah video pertamanya. Selang beberapa bulan, Charli D’Amelio dan seluruh keluarganya ikut menjadi sangat terkenal di dunia berkat platform asal China tersebut.

Puncaknya, Charli D’Amelio sampai diikuti oleh 111,6 juta pengikut di TikTok. Charli D’Amelio digambarkan begitu genius dalam banyak hal. Utamanya, dalam membuat video menari. Mulai dari tarian konyol, tarian koreografer, tarian solo, tarian kelompok, hingga tarian yang sedang tren saat ini. segenap tarian itu kemudian dipadukan oleh Charlie dengan lagu-lagu populer.

"Saya telah menjadi penari kompetisi sepanjang hidup saya. Saya tahu banyak orang tidak tahu bahwa saya belajar menari di luar TikTok, tetapi itu adalah sesuatu yang pasti ingin saya lakukan lebih banyak," kata Charlie D’Amelio dikutip Allure.com, Kamis, 1 April.

Melansir The Washington Post, Kamis, 1 April, kesederhanaan Charli D’Amelio jadi penentu kesuksesannya di TikTok. Sebab, dalam banyak kesempatan Charlie D’Amelio sering memvideokan kehariannya. Yang mana, dalam kesederhanaan itu, Ayah Charlie serng memintanya melakukan pekerjaan rumah, termasuk membereskan tempat tidur. Keduanya, dalam kacamata penonton laksana seorang sahabat.

Pemandangan seperti itu nyatanya telah menarik orang banyak untuk mengikuti segala macam aktivitas dari dari Charlie D’Amelio dan keluarga. Meski begitu, tak dipungkiri juga keberhasilannya sebagian karena beberapa kebijakan kuncitara wilayah akibat COVID-19 yang mendorong pengguna yang biasanya mengakses situs menghabiskan lebih banyak waktu pada aplikasi seluler.

Tak hanya dalam konten menari. Charli D’Amelio mulai merambah banyak hal. Ia kemudian masuk ke dalam dunia kecantikan. Lebih lagi, sejak mulai mendapatkan endorse dan berkerja sama dengan brand (merek) ternama. Alhasil, apapun yang Charli D’Amelio lakukan, semuanya akan menjadi relevan dengan kehidupan jutaan anak muda di seluruh dunia. Dalam artian, sentuhannya dalam tiap produk yang dipromosikan, pemasarannya akan meningkat.

Semakin populer lagi Charli D’Amelio saat dirinya tampak menari di atas panggung bersama penyanyi dunia Bebe Rexha dalam konser Jonas Brother dan diundang dalam acara-acara talkshow di televisi. Bagi dunia, Charli D’Amelio kemudian menjadi pesona baru. Dalam ketenaran dari Charlie D’Amelio kita dapat menarik benang merah, bahwa kunci utama kesuksesannya adalah cantik, muda, berbakat, sederhana, peduli sesama dan yang paling penting unik.

Cara kesohor di TikTok

Dalam perkembangannya, TikTok telah mengalami pergeseran dalam sesi pemanfaatan. Jikalau awalnya TikTok diisi dengan banyaknya konten hiburan. Namun, sekarang TikTok mengekpresikan banyak hal. Entah itu pandangan politik hingga isu-isu yang lain di TikTok. Terkait hal itu kami menghubungi pengamat media sosial, Ismail Fahmi. Darinya kami mendapatkan informasi terkait gambaran media sosial yang digandrungi oleh anak-anak milenial dan generasi Z. Lebih lagi, untuk menjadi pesohor di TikTok.

Menurut Ismail Fahmi hal yang menjadi keunggulan utama dari TikTok adalah attention spend penggunanya, atau waktu fokus menonton. Dalam artian, kaum millennial suka sekali dengan video-video pendek ala TikTok. Misalnya, anak-anak milenial yang sudah menikah kini mencari resep masakan tak lagi di Youtube. Mereka lebih suka mencarinya di TikTok.

Infografik (Raga Granada/VOI)

Mereka kalau terlalu panjang durasi seperti di Youtube kurang suka. Tetapi, saat melihat resep di TikTok kemudian menjadi suka. Cepat adalah untuknya. Untuk melihat keseluruhan resep, mereka tinggal tekan tombol jeda saja dan kelihatan semua bumbunya.

“Jadi, kenapa itu sangat masif. Karena mengikuti perkembangan. Orang secara psikologi juga attention spendnya juga semakin pendek. Mereka gak bisa lagi konsentrasi terlalu lama. Youtube pun masih agak panjang dari segi durasi. Durasi pendek itu jadi keunggulan dari TikTok. Lebih lagi, keunggulan lainnya ada di share. Jadi itu orang gak harus login kesana. Dan kemudian video-video itu karena sifatnya pendek, itu mudah di share ke tempat lain,” ungkap Ismail Fahmi saat dihubungi VOI, Rabu 31 Maret.

Kreator hanya tinggal menggubah videonya dengan tambahan musik, sehingga video menjadi menyenangkan. Hal itu sudah menjadi ramuan utama untuk video TikTok menyebar ke berbagai macam platform lain (Twitter, Facebook, Instagram). Untuk itu, TikTok dikenal lebih pada sebagai content distributor. Orang butuh yang on demand dan bisa share. Kebetulan itulah yang ada di TikTok. Jadi, TikTok mudah viral, bahkan lintas platform.

Ismail Fahmi juga menambahkan ketika seseorang ingin viral seperti bintang TikTok lainnya. maka kontennya harus unik. keunikan jadi nilai tambah kreator untuk mendapatkan banyak pengikut, sekalipun dalam penerapannya konten tersebut menyebalkan. Akan tetapi, karena berulang, maka akan terus teringat dalam otak orang-orang yang secara tidak langsung akan diikuti setiap unggahannya. 

“Sebenarnya kalau mau viral itu, konten itu harus unik. Jadi, kalau dia bisa unik, belum pernah ada, baru, meskipun menyebalkan. Tapi kalau berulang-ulang orang akan teringat terus nama, gaya yang mudah nempel di kepala, meskipun tidak menyenangkan tapi nempel banget. Itu akan teringat-teringat. Kayak Sisca Kohl, itu kan orang-orang sebel dengan gayanya. Tapi karena itulah dia akan viral. Viralitas itu kan gak harus sesuatu yang extra ordinary menarik, dan gak harus beautiful tapi harus nempel di kepala dan akan menjadi suatu trendsetter,” tutup Ismail Fahmi.

Ikuti Tulisan Seri edisi ini: Taktik Naik Panggung TikTok