JAKARTA - Mundurnya Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono dan wakilnya Dhony Rahajoe secara bersamaan cukup mengejutkan banyak pihak.
Mundurnya orang penting di jajaran pelaksana pembangunan Otorita IKN itu menimbulkan berbagai spekulasi. Menjadi pertanyaan mundurnya dua petinggi OIKN itu apakah akan berdampak pada kelangsungan Proyek Strategis Nasional (PSN) itu. Terutama akan berdampak pada menurunnya kepercayaan investor yang akan menanamkan investasinya di IKN.
Berbagai spekulasi mengiringi dugaan mundurnya petinggi OIKN, namun publik berkeyakinan bahwa mundurnya dua tokoh itu sebagai puncak gunung es, dari banyaknya persoalan di IKN yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim. Bukan hanya persoalan penyediaan tanah yang saat nampak dalam persoalan IKN selama ini.
Diketahui selama ini OIKN menghadapi permasalahan lahan, ada 2.084 hektar lahan yang belum dibereskan, dimana lahan itu diperuntukan untuk jalan tol dan sebagian lagi untuk penyangga banjir. Lahan tersebut sangat diharapkan kejelasannya status hukumnya, karena akan digunakan untuk proyek IKN.
Lahan yang diperuntukan jalan tol adalah lahan yang sangat dibutuhkan untuk percepatan IKN. Sebab terhalangnya lahan tol karena pembebasan masih terkendala, berakibat terhalangnya akses masuknya alat alat berat menuju kawasan inti IKN.
Selain itu OIKN juga terus mendorong terciptanya iklim investasi ke IKN. Berbagai upaya menggerakan investasi di IKN pemerintah telah melakukan berbagai upaya antara lqin menggelontorkan dana awal dari APBN untuk membangun Kawasan inti. Alibinya menggelontorkan dana APBN hingga Rp 89 triliun itu untuk memancing minat investor berinvestasi di IKN. Namun hingga dana APBN yang digelontorkan mencapai Rp75,4 triliun selama kurun 2022-2024 atau 16,1 persen dari total anggaran saat ini.
Pemerintah belum memperoleh investor Asing yang masuk menanam investasinya di IKN.
Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dalam releasenya melaporkan hingga Juni 2024 realisasi investasi telah mencapai Rp 51,35 triliun, namun keseluruhan investasi itu masih berupa investasi swasta dalam negeri. Investasi ini berupa pembangunan rumah sakit, sekolah, hunian, kantor dan kantor komersial hingga fasilitas olah raga.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan sampai saat ini sudah ada 300-an komitmen Letter of Intent (LOI) yang ditandatangani investor asing untuk berinvestasi di IKN. Menurutnya dari 303 investor sekitar 172 berasal dari dalam negeri, sisanya sekitar 133 dari luar negeri. Namun investasi itu masih berupa LoI belum berupa investasi reel.