Bagikan:

JAKARTA - Sudah hampir tiga dekade sejak kematian Pablo Escobar pada 2 Desember 1993, nama bekas penguasa Kartel Medellin, yang disebut-sebut sebagai salah satu orang terkaya di dunia ini masih saja terkenal. Don Pablo tetap sering disebut-sebut. Bahkan sisa-sisa kehidupannya diabadikan, entah dalam bentuk buku, film, bahkan lagu.

Pablo Emilio Escobar Gaviria adalah nama komplet Sang Don. Dia lahir di Rionegro, kota kecil di pinggiran Medellin, Kolombia pada 1 Desember 1949. Ayahnya Abel de Jesus Escobar seorang petani, sedangkan ibunya Hermilda de Los Dolores Gaviria seorang guru. Escobar adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara.

Ternyata Escobar tidak mewarisi nilai-nilai luhur dari profesi kedua orang tuanya. Otak kriminalnya sudah muncul sejak masih remaja, dimulai sesuatu yang remeh yaitu menjual ijazah palsu. Escobar sempat sebentar duduk di bangku kuliah, namun drop out.

Pablo Escobar dan keluarganya. (Business Insider)

Mulai dari pemalsuan ijazah, ragam kejahatan Escobar berkembang. Dia mulai menyelundupkan perangkat audio, mencuri batu nisan mahal hingga mobil. Kasus pencurian mobil itulah yang membuatnya pertama kali berkenalan dengan penjara pada tahun 1974.

Penjara adalah kawah candradimuka para kriminal, dan Escobar membuktikan itu. Selepas dari penjara tingkah lakunya justru tambah parah. Escobar mulai berkenalan dengan bisnis narkoba. Bisnis yang menjanjikan keuntungan berlipat ganda itulah yang akhirnya dia tekuni. Pertengahan 1970-an Escobar sudah merintis organisasi penyelundup narkoba, yang kemudian berkembang menjadi Kartel Medellin.

Keuntungan Rp6 Triliun Per Pekan

Pada puncak kejayaan Escobar, Kartel Medellin yang dipimpinnya mendominasi perdagangan kokain di Amerika. Bisnis kokain yang dia kelola, menghasilkan keuntungan tidak kurang dari 420 juta dolar AS per pekan atau sekitar Rp6 triliun menurut kurs sekarang. Escobar pun menjelma menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Escobar ditaksir memiliki kekayaan pribadi sebesar 25 miliar dolar AS, atau sekitar Rp358,9 triliun. Dia membeli segalanya dengan uang sebanyak itu. Bahkan menawarkan bantuan ke Pemerintah Kolombia untuk melunasi utang negara, jika Escobar dibebaskan dari perjanjian ekstradisi Kolombia dan Amerika Serikat.

Nicolas Escobar, salah seorang keponakan laki-laki Pablo Escobar dalam wawancara dengan kanal televisi Kolombia, Red+ Noticias pada tahun 2020 berkata bahwa dia menemukan bungkusan plastik berisi uang sejumlah 18 juta dolar AS. Uang yang setara dengan Rp258,4 miliar itu disembunyikan di dalam tembok salah satu rumah Sang Paman.

“Setiap kali saya duduk di ruang makan dan melihat ke arah tempat parkir mobil, selalu ada orang datang ke tempat itu dan tiba-tiba menghilang. Bau di ruangan dalam rumah itu sangat menyengat. Mungkin 100 kali lebih busuk dari bau bangkai,” ujar Nicolas, yang selama lima tahun tinggal di apartemen milik Escobar.

“Beberapa uang kertas yang ditemukan sudah lapuk dan tidak bisa digunakan lagi,” ujar Nicolas menambahkan.

Seorang tentara Panama menjaga kokain sitaan seberat 1303 kg yang berhasil digerebek di Cocoli, Panama pada 23 Januari 2013. (theworld.org/Juan Jose Rodriguez)

Dalam wawancara tersebut, Nicolas juga menceritakan kalau dia sering menemani Pamannya dalam berbagai kesempatan. Bahkan pernah diculik oleh sekelompok orang yang mencari keberadaan Escobar.

“Saya disiksa selama tujuh jam. Dua pegawai saya diserang memakai gergaji mesin,” papar Nicolas.

Selama pelarian dari perburuan musuh-musuhnya pada 1992-1993, Escobar dikabarkan pernah menghabiskan uang sebanyak 2 juta dolar AS untuk dibakar di perapian agar putrinya tetap hangat selama hidup nomaden. Escobar akhirnya memang tidak mampu menghabiskan seluruh uangnya, yang selalu didapat dalam bentuk tunai.

Menurut salah seorang saudaranya, uang-uang Pablo Escobar disembunyikan di berbagai tempat yang tidak umum seperti gudang dan ladang. Setiap tahun Escobar kehilangan uang sebanyak 2,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp28,7 triliun karena berbagai sebab. Entah hilang dicuri, rusak karena cuaca, bahkan dimakan tikus.