Anak Donald Trump Kena Sentil Twitter karena Menyebarkan Informasi Palsu
Presiden Donald Trump bersama putranya Donald Trump Jr (Instagram @donaldtrumpjr)

Bagikan:

JAKARTA - Twitter menangguhkan sementara akun milik putra Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump Jr. Diketahui akun anak tertua dari Trump ini kedapatan membagikan video missinformasi terkait Covid-19.

Mengutip CNN Internasional, Rabu 29 Juli, penangguhan itu dilakukan setelah video seorang dokter yang menyampaikan keterangan informasi keliru tentang virus corona yang dapat disembuhkan dengan hydroxychloroquine. Trump Jr juga menyatakan bahwa orang-orang tidak memerlukan masker untuk mencegah penyebaran virus.

Akibat postingan tersebut, akun Trump Jr ditangguhkan oleh Twitter. Sehingga pemilik akun tak bisa lagi memposting selama 12 jam. 

"Twitter menangguhkan Trump Jr karena berbagi video viral profesional medis yang mendiskusikan pandangan mereka tentang hydroxychloroquine, adalah bukti lebih lanjut bahwa teknologi besar berniat membunuh kebebasan berekspresi online, dan merupakan contoh lain dari mereka yang melakukan intervensi pemilihan untuk meredam suara Republik," ungkap juru bicara Trump Jr, Andy Surabian mengatakan kepada BBC.

Surabian menuding, Twitter telah berusaha untuk campur tangan dalam alasan politik. Sebab hydroxychloroquine memang menjadi bagian dari penelitian untuk mengobati virus corona. 

Diketahui Presiden Donald Trump juga sempat me-retweet beberapa versi video yang sama di Twitter. Selain Twitter, Facebook dan YouTube juga telah menghapus video serupa di platform-nya masing-masing. 

Dengan menangguhkan akun Trump Jr, ini adalah langkah terbaru Twitter untuk menindak informasi yang salah terkait coronavirus. Mengingat belum lama ini Trump memang sedang berseteru dengan platform media sosial berlogo burung biru ini. 

Perlu diketahui, klaim yang menyesatkan dan berbahaya tentang hydroxychloroquine sudah banyak dipromosikan oleh tokoh masyarakat dan politisi di seluruh dunia yang terdampak pandemi. Diskusi tentang obat atau vaksin telah menjadi perbincangan di jejaring sosial. Untuk itu, media sosial saat ini tengah bekerja keras dalam membasmi kesalahan informasi atau hoax pada platform-nya.