JAKARTA - Sekelompok mahasiswa di China menggugat Apple karena tak puas dengan produk yang diterimanya, di mana mereka mengeluhkan bahwa saat membeli iPhone 12, Apple tidak menyediakan adaptor pengisi daya.
Menurut sebuah laporan oleh Shanghai Law Journal, para mahasiswa menuntut Apple di pengadilan untuk menyediakan adaptor daya iPhone 12 Pro Max yang dibeli oleh salah satu mahasiswa, dengan membayar 16 dolar AS atau setara Rp221.998 untuk pelanggaran kontrak dan menutupi biaya hukum.
Mahasiswa tersebut mengaku, kabel USB-C ke Lightning yang disertakan dengan iPhone 12 Pro Max tidak kompatibel dengan pengisi daya lain di pasaran. Karenanya, mereka tidak dapat mengisi daya iPhone baru miliknya seperti yang diiklankan di situs web Apple.
Dilansir dari Neowin, Kamis, 28 Oktober, para mahasiswa yang melawan Apple mengatakan bahwa perusahaan itu tidak memberikan pilihan laiknya produsen ponsel China, yang saat ini memberikan pilihan kepada konsumen apakah akan menyertakan pengisi daya atau tidak.
Di situs web Apple sendiri, Inggris misalnya, setelah menambahkan iPhone ke keranjang belanja, pembeli akan ditawari pilihan untuk menambahkan aksesori. Seperti pengisian daya MagSafe nirkabel yang ditampilkan terlebih dahulu dan di bagian bawah halaman adalah adaptor daya USB-C. Namun, ini tidak diberikan secara cuma-cuma, pembeli harus membayar biaya ekstra.
Para mahasiswa percaya bahwa Apple telah berbuat kecurangan dengan melepaskan pengisi daya gratis, bukan karena alasan lingkungan, tetapi mendorong orang-orang untuk membeli pengisi daya MagSafe dan mereka menunjukkan bahwa pengisian nirkabel kurang efisien daripada pengisian kabel.
Oleh karena itu, para mahasiswa menyatakan Apple sebenarnya tidak peduli tentang lingkungan seperti yang diklaimnya.
BACA JUGA:
Apple memang mulai mengirimkan iPhone-nya tanpa adaptor daya atau earphone sejak 2020 untuk membantu mengurangi limbah, mengurangi jumlah kemasan yang digunakan, dan berpotensi membantu menjaga biaya ponselnya lebih rendah daripada yang seharusnya. Tetapi keputusan ini juga menuai pro dan kontra.
Meski demikian, langkah Apple tersebut cukup banyak diikuti oleh beberapa vendor smartphone. Mereka memilih model di mana kebanyakan orang masih akan memiliki pengisi daya yang kompatibel dari pembelian ponsel sebelumnya dan limbah akan berkurang.
Apple juga menghadapi tekanan di negara lain terkait pengisi daya iPhone. Awal tahun ini, badan perlindungan konsumen Brasil memberlakukan denda hampir 2 juta dolar AS pada Apple karena menjual seri iPhone 12 tanpa pengisi daya.
Jika Apple ingin mengurangi pemborosan lebih jauh, Apple dapat melepas kabel USB-C ke Lightning dan cukup mengganti konektor iPhone ke USB-C. Sebelumnya diwartakan, upaya berkelanjutan juga telah dicanangkan Uni Eropa untuk memaksa semua produsen ponsel menggunakan USB-C.