JAKARTA— Spotify Technology SA membalikkan perkiraan Wall Street untuk pendapatan kuartal ketiga mereka. Hal ini disebabkan lebih banyak pelanggan berbayar mendaftar untuk layanan premiumnya dan pengiklan mengantre untuk menayangkan iklan di antara musik dan podcast.
Pelanggan premium, yang menyumbang sebagian besar pendapatan perusahaan, mencapai 172 juta, dan mengalahkan ekspektasi analis sebesar 171,7 juta. Total pengguna aktif bulanan naik 19% menjadi 381 juta.
Spotify memperoleh penghasilan dari langganan dan dengan menampilkan iklan kepada anggota yang tidak membayar. Pendapatan dari iklan, yang turun pada puncak pandemi, kini melonjak 75% menjadi 323 juta euro (Rp5,3 triliun), dan perusahaan berencana untuk mempekerjakan ratusan staf untuk lebih meningkatkan penjualan iklan.
Perusahaan juga telah banyak berinvestasi dalam bisnis podcastnya untuk menyaingi Apple dan kemudian meluncurkan platform berlangganan berbayar untuk podcaster di Amerika Serikat dan membukanya untuk iklan.
"Kami melihat banyak permintaan di sisi podcasting, yang membawa lebih banyak pengiklan," kata Chief Executive Daniel Ek dalam sebuah wawancara.
Perusahaan tidak membagi bagian iklan yang dihasilkan oleh podcast tetapi Ek mengatakan pertumbuhan tiga digit dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi kontributor signifikan untuk pertumbuhan iklan secara keseluruhan.
Spotify merambah ke podcast pada 2018 dengan serangkaian akuisisi dan saat ini memiliki 3,2 juta podcast di platformnya, naik dari 2,9 juta pada kuartal terakhir.
"Sementara kami tidak kenal lelah dalam upaya kami untuk menjadi platform audio terbesar di dunia, ini masih awal dan kami baru saja memulai," kata Ek, seperti dikutip Reuters.
BACA JUGA:
Spotify memperkirakan pendapatan kuartal keempat sebesar 2,54-2,68 miliar euro dengan 177-181 juta pelanggan premium. Ujung atas kedua ukuran melampaui perkiraan analis rata-rata pendapatan 2,62 miliar euro (Rp43,1 triliun) dan 180 juta pelanggan.
Total pendapatan naik 27% menjadi 2,50 miliar euro pada kuartal ketiga, mengalahkan 2,45 miliar yang diharapkan oleh para analis, menurut data IBES dari Refinitiv. Sekitar 40% pelanggan premium Spotify berbasis di Eropa dan 29% di Amerika Serikat.
Perusahaan melaporkan laba bersih 2 juta euro (Rp32,9 miliar) dibandingkan dengan kerugian 101 juta euro setahun sebelumnya.